Terbaru

Tuesday, July 20, 2021

Langkah Pembuatan Gambar Kerja, dan Prototype Produk

C. Langkah Pembuatan Gambar Kerja

Gambar  Kerja  merupakan gambar  yang  digunakan sebagai acuan untuk  dilaksanakan atau dikerjakan di lapangan. Gambar ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut dengan shopdrawing. Gambar  kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existin. Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar  dan dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna .

Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan  bagaimana  metode pembuatannya.  Desainer juga harus memberikan rincian banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan dengan detail . Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja .

Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter) yang   bertugas   menyajikan   keterangan-keterangan   pada   gambar   secara   ringkas   namun mencukup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada gambar.

Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa  atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi

Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.

Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan beberapa hal berikut :

a) Keamanan produk tersebut

b) Ergonomis dari produk tersebut

c) Kemudahan dalam penggunaannya 

d) Kepraktisan saat digunakan dimana saja 

e)  Bahan baku yang dibuat

f) Model atau bentuk yang sesuai massanya

Langkah-langkah  wirausahawan   dalam   membuat   gambar   kerja   menjadi   produk   nyata, diantaranya :

a) Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar 

b)  Menetapkan ide atau gagasan

c) Membuat gambar produk

d) Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya 

e)  Menganalisanya mengenai contoh produk tersebut

f) Evaluasi jika ada kekurangannya

D. Prototype Produk

Prototype produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk, tahapan  ini  sangat  penting  dalam  rencana  pembuatan  produk  karena  menyangkut keunggulan  produk  yang  akan  menentukan  kemajuan  suatu  usaha  di  masa  mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut.

Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga  menciptakan  suatu  sistem  inovasi  produk  yang  dibangun  bersama-sama  antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Prototype adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototype membuat ide yang  abstrak  menjadi  bentuk  nyata  yang  lebih  kongkrit.  Dalam design  thinking,  tidak  cukup hanya memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Perlu langkah konkrit untuk membuatnya menjadi nyata.

Tujuan membuat prototipe bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan membuat prototipe adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar.

Teresa Torres, seorang Product Coach, mendefinisikan tujuan pembuatan prototipe sebagai berikut: 

“Prototype simulates an experience, with the intent to answer a specific question, so that the creator can iterate and improve the experience.”

“Prototipe  memberikan  gambaran,  untuk  memberikan  jawaban  spesifik,  sehingga  penciptaan produk dapat diulang dan diperbaiki.” (sebelum menjadi produk akhir).”

Empat Manfaat Membuat Prototype Antara Lain :

a) Prototyping membantu   kita   berpikir.   Melakukan   adalah   cara   terbaik   untuk   berpikir.

Membuat prototipe membuat kita lebih mudah memikirkan ide-ide untuk menyempurnakan produk Anda.

b) Prototyping membantu kita menjawab pertanyaan. Apakah produk kita diminati konsumen? Layak? dan bertahan lama?

c) Prototyping membantu     kita     berkomunikasi.     Komunikasi     terbaik     adalah     dengan menunjukkannya, bukan sekadar mengatakannya.

d) Prototyping membantu anda membuat keputusan yang lebih baik. Umpan balik yang kita dapatkan dari calon pengguna membuat kita mampu membuat keputusan yang lebih baik.

Metode yang direkomendasikan dalam merancang prototipe adalah Rapid Prototyping. Bagaimana proses melakukan Rapid Prototyping. John Krissilas di dalam blognya mengutip dari Jeanne Liedtka membagikan lima prinsip berikut ini.

a) Mulai dari yang kecil dan sederhana.

b) Sebuah  proyek  penciptaan  akan  tumbuh  dengan  adanya  pembuatan  prototipe  secara berulang sejak sejak dini. Ini akan memberi ruang bagi Anda untuk mendapatkan ide-ide baru untuk menyempurnakan produk Anda. Ini juga akan memberi kesempatan calon pengguna untuk berkontribusi dan melengkapi produk Anda dengan masukan dari mereka.

c) Rancang kisah yang ingin Anda ceritakan. 

d) Visualisasikan  konsep  Anda  dalam  bentuk  gambar.  Gunakan  kata  sesedikit  mungkin.

Tambahkan detail seiring berjalannya waktu. Teknik storyboarding akan bermanfaat di sini. 

e)  Tunjukkan, jangan katakan.

Buat prototipe-nya terlihat nyata dengan gambar mock up, model fisik, dan pengalaman nyata. Visualisasikan beberapa opsi. Beri ruang bagi calon pengguna untuk memilih.

Tujuan Prototype

Tujuan   prototype   adalah   untuk   mendapatkan   umpan   balik. Jangan   berdebat   dan mempertahankan diri saat orang lain memberi masukan terhadap umpan balik Anda. Biarkan mereka  mevalidasi  produk  Anda.  Jangan  berikan  otoritas  validasi  ke  orang  yang menciptakannya.

Peluang lain dari pembuatan prototipe adalah melibatkan calon konsumen dalam proses desain produk kita. Istilah keren untuk hal ini adalah Customer Co-Creation. Dengan demikian mereka merasa memiliki produk ini. Mereka merasa menjadi bagian dari produk ini.

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya  ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan   dan   apakah   produk   memuaskan   kebutuhan   pelanggan.   Prototipe   seperti   ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai  oleh  proses  produksi  sebenarnya,  tetapi  tidak  rakit  dengan  proses  akhir  ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

Tahapan prototype:

a) Pendefinisian produk, merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b) Working model, dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c) Prototipe  rekayasa  (engineering  prototype),  dibuat  seperti  halnya  working  model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi. 

d) Prototipe produksi (production prototype), bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

e) Qualified production item, dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun  peraturan yang  diberlakukan terhadap  produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

Untuk mematangkan  produk  yang  hendak  diproduksi  secara  komersil,  maka  produk perlu   memasuki   pasar   untuk   melihat   ancaman-ancaman   produk   yang   terjadi;   misal: keamananan,  regulasi,  tanggung  jawab,  ketahanan  dan  kerusakan  (wear–and–tear), pelanggaran,  siklus  break  even  dan  polusi,  dan  konsekuensinya  diperlukan  peningkatan program pemasaran.

Model: merupakan  alat  peraga  yang  mirip  produk  yang  akan  dibangun (look–like– models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user. 

Prototype dapat dengan efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

No comments:

Post a Comment

Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...