Terbaru

Tuesday, February 28, 2023

Tuesday, February 28, 2023

PENGERTIAN RESISTOR

Resistor adalah komponen elektronik yang digunakan untuk membatasi arus listrik dalam rangkaian elektronik. Resistor biasanya terdiri dari bahan yang memiliki resistivitas tinggi, seperti karbon atau logam, dan memiliki nilai resistansi yang spesifik. Resistor dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, seperti dalam sirkuit listrik, filter, pembagi tegangan, dan lain sebagainya.

Fungsi Resistor

Resistor memiliki dua fungsi utama dalam rangkaian elektronik. Pertama, resistor digunakan untuk membatasi arus listrik dalam rangkaian. Kedua, resistor juga digunakan untuk membagi tegangan dalam rangkaian, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah dari sumber tegangan asal.

Jenis Resistor

A.    Fixed resistor (resistor tetap)

Fixed resistor (resistor tetap) adalah jenis resistor yang nilai resistansinya tidak dapat diubah, atau dalam kata lain, memiliki nilai resistansi yang tetap. Resistor tetap biasanya terdiri dari kawat resistif atau lapisan karbon yang terpasang pada substrat non-konduktif, seperti keramik atau bahan plastik. Resistor tetap tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, tergantung pada kebutuhan aplikasi dan nilai resistansi yang diinginkan.

Resistor tetap dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dalam rangkaian elektronik, seperti:

1.      Pembatas arus (current limiting)

Resistor tetap dapat digunakan sebagai pembatas arus pada rangkaian elektronik, sehingga mencegah arus berlebih yang dapat merusak komponen lainnya.

2.      Pembagi tegangan (voltage divider)

Resistor tetap juga dapat digunakan sebagai pembagi tegangan pada rangkaian elektronik, yang berguna untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah dari tegangan sumber.

3.      Pengatur level sinyal (signal level shifter)

Resistor tetap dapat digunakan sebagai pengatur level sinyal pada rangkaian elektronik, sehingga memungkinkan sinyal yang memiliki level yang berbeda untuk dapat digunakan pada rangkaian yang sama.

Beberapa jenis resistor tetap yang umum digunakan adalah:

1.      Resistor karbon film (carbon film resistor)

Resistor ini terbuat dari bahan karbon yang diselimuti oleh lapisan film. Resistor karbon film biasanya memiliki toleransi sekitar 5%, dan sering digunakan pada rangkaian elektronik yang tidak memerlukan ketelitian yang sangat tinggi.

2.      Resistor logam film (metal film resistor)

Resistor ini terbuat dari lapisan tipis logam, seperti nikel atau timah, yang diselimuti oleh substrat non-konduktif. Resistor logam film memiliki toleransi yang lebih rendah dibandingkan resistor karbon film, yaitu sekitar 1-2%, dan digunakan pada rangkaian elektronik yang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi.

3.      Resistor lapisan terusik (thick film resistor)

Resistor ini memiliki lapisan film resistif yang lebih tebal dibandingkan resistor film biasa. Resistor lapisan terusik biasanya memiliki toleransi sekitar 5%, dan digunakan pada aplikasi elektronik yang memerlukan daya listrik yang tinggi.

4.      Resistor wire wound (wire wound resistor)

Resistor ini terbuat dari kawat resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik. Resistor wire wound memiliki nilai resistansi yang lebih tinggi dan mampu menahan arus yang lebih besar dibandingkan resistor film. Resistor ini sering digunakan pada rangkaian elektronik yang memerlukan daya listrik yang tinggi atau penggunaan dalam suhu yang ekstrim.

Itulah beberapa jenis resistor tetap yang umum digunakan pada rangkaian elektronik. Pemilihan jenis resistor tetap yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian elektronik.

B.    Variable resistor

Variable resistor atau resistor variabel adalah jenis resistor yang memungkinkan penggunaannya untuk mengatur nilai resistansi pada suatu rangkaian elektronik. Dalam resistor variabel, nilai resistansi dapat diubah melalui perubahan posisi pengontak atau batang geser pada resistor.

Resistor variabel dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:

1.      Pengatur volume dan kecerahan pada audio dan video

Resistor variabel dapat digunakan sebagai pengatur volume dan kecerahan pada perangkat audio dan video, seperti pengeras suara dan televisi.

2.      Pengatur kecepatan pada motor listrik

Resistor variabel dapat digunakan untuk mengatur kecepatan pada motor listrik, sehingga memungkinkan penggunaan motor pada berbagai kebutuhan aplikasi.

3.      Pengatur level sinyal pada rangkaian elektronik

Resistor variabel juga dapat digunakan sebagai pengatur level sinyal pada rangkaian elektronik, sehingga memungkinkan penyesuaian tegangan dan arus yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

Beberapa jenis resistor variabel yang umum digunakan adalah:

1.      Resistor potensiometer (potentiometer)

Resistor potensiometer terdiri dari sebuah kawat resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik, serta sebuah pengontak yang dapat diputar untuk mengubah nilai resistansi. Resistor potensiometer dapat digunakan untuk mengatur nilai resistansi secara kontinu, dan biasanya digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat audio.

2.      Resistor rheostat (rheostat)

Resistor rheostat terdiri dari sebuah kawat resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik, serta sebuah batang geser yang dapat dipindahkan untuk mengubah nilai resistansi. Resistor rheostat dapat digunakan untuk mengatur nilai resistansi secara terputus-putus, dan biasanya digunakan sebagai pengatur kecepatan pada motor listrik.

3.      Resistor trimmer (trimmer potentiometer)

Resistor trimmer merupakan potensiometer miniatur yang digunakan untuk mengatur nilai resistansi pada suatu rangkaian elektronik secara presisi. Resistor trimmer dapat disesuaikan dengan menggunakan sebuah obeng kecil, dan biasanya digunakan pada rangkaian elektronik yang memerlukan ketelitian yang tinggi.

Itulah beberapa jenis resistor variabel yang umum digunakan pada rangkaian elektronik. Pemilihan jenis resistor variabel yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian elektronik.

C.     Thermistor

Thermistor, atau sering disebut juga dengan thermal resistor, adalah jenis resistor yang nilai resistansinya berubah tergantung pada suhu lingkungan sekitarnya. Ketika suhu meningkat, nilai resistansi thermistor akan menurun, dan sebaliknya, ketika suhu menurun, nilai resistansi thermistor akan meningkat.

Thermistor dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:

1.      Sensor suhu

Thermistor dapat digunakan sebagai sensor suhu pada berbagai perangkat dan sistem, seperti termostat, pengontrol suhu pada oven dan kulkas, serta sistem monitoring suhu pada mesin dan peralatan.

2.      Proteksi terhadap overcurrent dan overheat

Thermistor dapat digunakan sebagai proteksi terhadap overcurrent dan overheat pada suatu rangkaian elektronik, seperti dalam sistem proteksi baterai pada mobil dan motor listrik.

3.      Kompenasi suhu

Thermistor juga dapat digunakan sebagai alat kompensasi suhu pada rangkaian elektronik yang sensitif terhadap perubahan suhu, seperti pada rangkaian osilator kristal.

Berikut ini adalah dua jenis thermistor yang sering digunakan:

1.      NTC (Negative Temperature Coefficient) Thermistor

NTC thermistor adalah jenis thermistor yang nilai resistansinya menurun ketika suhu lingkungan meningkat. NTC thermistor biasanya digunakan sebagai sensor suhu pada berbagai aplikasi.

2.      PTC (Positive Temperature Coefficient) Thermistor

PTC thermistor adalah jenis thermistor yang nilai resistansinya meningkat ketika suhu lingkungan meningkat. PTC thermistor biasanya digunakan sebagai proteksi terhadap overcurrent dan overheat pada suatu rangkaian elektronik.

Pemilihan jenis thermistor yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian elektronik yang menggunakan thermistor. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih thermistor meliputi rentang suhu kerja, akurasi, dan respons time yang dibutuhkan dalam aplikasi yang diinginkan.

D.    Light Dependent Resistor

LDR, atau Light Dependent Resistor, adalah jenis resistor yang resistansinya berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika cahaya yang diterima oleh LDR semakin besar, maka resistansi LDR akan semakin kecil, dan sebaliknya, ketika cahaya yang diterima semakin kecil, maka resistansi LDR akan semakin besar.

LDR biasanya terbuat dari bahan semikonduktor seperti selenium atau cadmium sulfide, dan dapat digunakan pada berbagai aplikasi, seperti:

1.      Sensor cahaya

LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya pada berbagai perangkat dan sistem, seperti lampu pintar, termostat, dan sistem pengaturan kecerahan layar pada perangkat elektronik.

2.      Detektor gerakan

LDR juga dapat digunakan sebagai bagian dari detektor gerakan, karena perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh LDR dapat terjadi ketika ada benda yang bergerak di sekitarnya.

3.      Pengontrol daya

LDR dapat digunakan sebagai pengontrol daya pada lampu, dimana semakin besar cahaya yang diterima, semakin besar daya yang diberikan pada lampu, dan sebaliknya.

Pemilihan LDR yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian elektronik yang menggunakan LDR. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih LDR meliputi rentang intensitas cahaya yang diinginkan, sensitivitas, dan waktu respons yang dibutuhkan dalam aplikasi yang diinginkan.

Simbol Resistor

Satuan Resistansi

Satuan resistansi adalah ohm (Ω). Satuan ini diberikan untuk menunjukkan besarnya hambatan listrik yang dimiliki oleh suatu resistor. Sebagai contoh, jika suatu resistor memiliki nilai resistansi sebesar 100 ohm, maka resistor tersebut akan menimbulkan hambatan sebesar 100 ohm saat arus listrik mengalir melaluinya.

Toleransi Resistor

Toleransi resistor adalah nilai yang menunjukkan seberapa akurat resistor tersebut dalam menghasilkan nilai resistansi yang telah ditentukan. Toleransi resistor dinyatakan dalam persentase dan dapat bervariasi tergantung pada jenis resistor yang digunakan. Sebagai contoh, jika suatu resistor memiliki toleransi 5%, maka nilai resistansi sebenarnya dapat berbeda dengan nilai resistansi yang tertera pada resistor tersebut sebesar 5%.

Cara Membaca Nilai Resistansi

Nilai resistansi suatu resistor biasanya ditandai dengan menggunakan beberapa warna pada tubuh resistor. Cara membaca nilai resistansi resistor adalah dengan mengikuti kode warna pada tubuh resistor tersebut.


Tuesday, February 28, 2023

Cara Membaca Nilai Resistansi

Untuk menghitung nilai resistor dengan menggunakan warna, kita perlu melihat warna pada gelang-gelang resistor yang terdapat pada bodi resistor. Setiap warna memiliki nilai angka yang berbeda yang digunakan untuk menghitung nilai resistansi.

Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 3 gelang:

Untuk menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 3 gelang, kita perlu melihat warna pada tiga gelang resistor yang terdapat pada bodi resistor. Setiap warna memiliki nilai angka yang berbeda yang digunakan untuk menghitung nilai resistansi. Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 3 gelang:

1.      Baca warna pada gelang pertama, ini merupakan digit pertama dari nilai resistansi. Berikut adalah nilai angka yang terkait dengan masing-masing warna:

·         Hitam = 0

·         Coklat = 1

·         Merah = 2

·         Orange = 3

·         Kuning = 4

·         Hijau = 5

·         Biru = 6

·         Ungu = 7

·         Abu-abu = 8

·         Putih = 9

2.      Baca warna pada gelang kedua, ini merupakan digit kedua dari nilai resistansi.

3.      Baca warna pada gelang ketiga, ini merupakan faktor pengali untuk nilai resistansi. Berikut adalah nilai faktor pengali untuk masing-masing warna:

·         Hitam = 1

·         Coklat = 10

·         Merah = 100

·         Orange = 1,000

·         Kuning = 10,000

·         Hijau = 100,000

·         Biru = 1,000,000

·         Ungu = 10,000,000

Setelah memahami arti dari masing-masing warna gelang resistor, kita dapat menghitung nilai resistansi dengan cara menggabungkan nilai angka dari gelang pertama dan kedua dengan faktor pengali dari gelang ketiga. 

Contohnya menghitung nilai dari resistor berikut ini :

Gelang 1 = coklat = 1

Gelang 2 = hitam = 0

Gelang 3 = merah = 100 (pengali)

Toleransi = Tidak Berwarna = +-20%

maka nilai resistansi yang terbaca adalah 10 x 10^2 = 1000 ohm. Namun, karena resistor dengan 3 gelang tidak memiliki informasi tentang toleransi dan koefisien temperatur, maka nilai toleransi dan koefisien temperatur harus ditentukan dengan menggunakan pengukuran atau informasi dari produsen.

Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 4 gelang:

1.      Baca warna pada gelang pertama, ini merupakan digit pertama dari nilai resistansi. Berikut adalah nilai angka yang terkait dengan masing-masing warna:

·         Hitam = 0

·         Coklat = 1

·         Merah = 2

·         Orange = 3

·         Kuning = 4

·         Hijau = 5

·         Biru = 6

·         Ungu = 7

·         Abu-abu = 8

·         Putih = 9

2.      Baca warna pada gelang kedua, ini merupakan digit kedua dari nilai resistansi.

3.      Baca warna pada gelang ketiga, ini merupakan faktor pengali untuk nilai resistansi. Berikut adalah nilai faktor pengali untuk masing-masing warna:

·         Hitam = 1

·         Coklat = 10

·         Merah = 100

·         Orange = 1,000

·         Kuning = 10,000

·         Hijau = 100,000

·         Biru = 1,000,000

·         Ungu = 10,000,000

·         Abu-abu = 100,000,000

4.      Baca warna pada gelang keempat, ini merupakan toleransi nilai resistansi. Berikut adalah nilai toleransi untuk masing-masing warna:

·         Coklat = ±1%

·         Merah = ±2%

·         Hijau = ±0.5%

·         Biru = ±0.25%

·         Ungu = ±0.1%

·         Abu-abu = ±0.05%

·         Emas = ±5%

·         Perak = ±10%

Setelah memahami arti dari masing-masing warna gelang resistor, kita dapat menghitung nilai resistansi dengan cara menggabungkan nilai angka dari gelang pertama dan kedua dengan faktor pengali dari gelang ketiga. 

Contohnya menghitung nilai dari resistor berikut ini :

Gelang 1 = coklat = 1

Gelang 2 = hitam = 0

Gelang 3 = merah = 10

Gelang 4 = emas = 5%

maka nilai resistansi yang terbaca adalah 10 x 10^2 = 1000 ohm dengan toleransi 5%

Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 5 gelang:

Untuk menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 5 gelang, kita perlu melihat warna pada kelima gelang resistor yang terdapat pada bodi resistor. Setiap warna memiliki nilai angka yang berbeda yang digunakan untuk menghitung nilai resistansi. Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 5 gelang:

1.      Baca warna pada gelang pertama, ini merupakan digit pertama dari nilai resistansi. Berikut adalah nilai angka yang terkait dengan masing-masing warna:

·         Hitam = 0

·         Coklat = 1

·         Merah = 2

·         Orange = 3

·         Kuning = 4

·         Hijau = 5

·         Biru = 6

·         Ungu = 7

·         Abu-abu = 8

·         Putih = 9

2.      Baca warna pada gelang kedua, ini merupakan digit kedua dari nilai resistansi.

3.      Baca warna pada gelang ketiga, ini merupakan digit ketiga dari nilai resistansi.

4.      Baca warna pada gelang keempat, ini merupakan faktor pengali untuk nilai resistansi. Berikut adalah nilai faktor pengali untuk masing-masing warna:

·         Hitam = 1

·         Coklat = 10

·         Merah = 100

·         Orange = 1,000

·         Kuning = 10,000

·         Hijau = 100,000

·         Biru = 1,000,000

·         Ungu = 10,000,000

·         Abu-abu = 100,000,000

5.      Baca warna pada gelang kelima, ini merupakan toleransi nilai resistansi. Berikut adalah nilai toleransi untuk masing-masing warna:

·         Coklat = ±1%

·         Merah = ±2%

·         Hijau = ±0.5%

·         Biru = ±0.25%

·         Ungu = ±0.1%

·         Abu-abu = ±0.05%

·         Emas = ±5%

·         Perak = ±10%

Setelah memahami arti dari masing-masing warna gelang resistor, kita dapat menghitung nilai resistansi dengan cara menggabungkan nilai angka dari gelang pertama, kedua, dan ketiga dengan faktor pengali dari gelang keempat. 

Contohnya menghitung nilai dari resistor berikut ini :

Gelang 1 = coklat = 1

Gelang 2 = hitam = 0

Gelang 3 = jingga = 3

Gelang 4 = Merah = 100 (pengali)

Gelang 5 = Emas = 5% (toleransi)

maka nilai resistansi yang terbaca adalah 103 x 100 = 103000ohm dengan toleransi 5%

Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 6 gelang:

Untuk menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 6 gelang, kita perlu melihat warna pada keenam gelang resistor yang terdapat pada bodi resistor. Setiap warna memiliki nilai angka yang berbeda yang digunakan untuk menghitung nilai resistansi. Berikut adalah cara menghitung nilai resistor menggunakan warna pada resistor dengan 6 gelang:

1.      Baca warna pada gelang pertama, ini merupakan digit pertama dari nilai resistansi. Berikut adalah nilai angka yang terkait dengan masing-masing warna:

·         Hitam = 0

·         Coklat = 1

·         Merah = 2

·         Orange = 3

·         Kuning = 4

·         Hijau = 5

·         Biru = 6

·         Ungu = 7

·         Abu-abu = 8

·         Putih = 9

2.      Baca warna pada gelang kedua, ini merupakan digit kedua dari nilai resistansi.

3.      Baca warna pada gelang ketiga, ini merupakan digit ketiga dari nilai resistansi.

4.      Baca warna pada gelang keempat, ini merupakan faktor pengali untuk nilai resistansi. Berikut adalah nilai faktor pengali untuk masing-masing warna:

·         Hitam = 1

·         Coklat = 10

·         Merah = 100

·         Orange = 1,000

·         Kuning = 10,000

·         Hijau = 100,000

·         Biru = 1,000,000

·         Ungu = 10,000,000

·         Abu-abu = 100,000,000

5.      Baca warna pada gelang kelima, ini merupakan digit ketiga dari nilai toleransi. Berikut adalah nilai toleransi untuk masing-masing warna:

·         Coklat = ±1%

·         Merah = ±2%

·         Hijau = ±0.5%

·         Biru = ±0.25%

·         Ungu = ±0.1%

·         Abu-abu = ±0.05%

·         Emas = ±5%

·         Perak = ±10%

6.      Baca warna pada gelang keenam, ini merupakan koefisien temperatur. Berikut adalah koefisien temperatur untuk masing-masing warna:

·         Coklat = 100 ppm/°C

·         Merah = 50 ppm/°C

·         Orange = 15 ppm/°C

·         Kuning = 25 ppm/°C

Setelah memahami arti dari masing-masing warna gelang resistor, kita dapat menghitung nilai resistansi dengan cara menggabungkan nilai angka dari gelang pertama, kedua, dan ketiga dengan faktor pengali dari gelang keempat. 

Contohnya menghitung nilai dari resistor berikut ini :


Gelang 1 = coklat = 1

Gelang 2 = hitam = 0

Gelang 3 = jingga = 3

Gelang 4 = Merah = 100 (pengali)

Gelang 5 = Emas = 5% (toleransi)

Gelang 6 = Coklat = 100 ppm/°C

maka nilai resistansi yang terbaca adalah 103 x 100 = 103000ohm dengan toleransi 5%, Temperatur 100 ppm/°C

Contohnya, jika kita membaca warna pada gelang pertama merah, gelang kedua hitam, gelang ketiga coklat, gelang keempat kuning, gelang kelima merah, dan gelang keenam coklat, maka nilai resistansi yang terbaca adalah 2 0 1 x 10,000 = 2,010,000 ohm dengan toleransi ±2% dan koefisien temperatur 100 ppm/°C.