PENGERTIAN RESISTOR
Resistor adalah komponen
elektronik yang digunakan untuk membatasi arus listrik dalam rangkaian
elektronik. Resistor biasanya terdiri dari bahan yang memiliki resistivitas
tinggi, seperti karbon atau logam, dan memiliki nilai resistansi yang spesifik.
Resistor dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, seperti dalam
sirkuit listrik, filter, pembagi tegangan, dan lain sebagainya.
Fungsi Resistor
Resistor memiliki dua fungsi
utama dalam rangkaian elektronik. Pertama, resistor digunakan untuk membatasi
arus listrik dalam rangkaian. Kedua, resistor juga digunakan untuk membagi
tegangan dalam rangkaian, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan tegangan
yang lebih rendah dari sumber tegangan asal.
Jenis Resistor
A.
Fixed resistor (resistor tetap)
Fixed resistor (resistor tetap)
adalah jenis resistor yang nilai resistansinya tidak dapat diubah, atau dalam
kata lain, memiliki nilai resistansi yang tetap. Resistor tetap biasanya
terdiri dari kawat resistif atau lapisan karbon yang terpasang pada substrat
non-konduktif, seperti keramik atau bahan plastik. Resistor tetap tersedia
dalam berbagai bentuk dan ukuran, tergantung pada kebutuhan aplikasi dan nilai
resistansi yang diinginkan.
Resistor tetap dapat digunakan
untuk berbagai aplikasi dalam rangkaian elektronik, seperti:
1.
Pembatas arus (current limiting)
Resistor tetap dapat digunakan
sebagai pembatas arus pada rangkaian elektronik, sehingga mencegah arus
berlebih yang dapat merusak komponen lainnya.
2.
Pembagi tegangan (voltage divider)
Resistor tetap juga dapat
digunakan sebagai pembagi tegangan pada rangkaian elektronik, yang berguna
untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah dari tegangan sumber.
3.
Pengatur level sinyal (signal level shifter)
Resistor tetap dapat digunakan
sebagai pengatur level sinyal pada rangkaian elektronik, sehingga memungkinkan
sinyal yang memiliki level yang berbeda untuk dapat digunakan pada rangkaian
yang sama.
Beberapa jenis resistor tetap
yang umum digunakan adalah:
1.
Resistor karbon film (carbon film resistor)
Resistor ini terbuat dari bahan
karbon yang diselimuti oleh lapisan film. Resistor karbon film biasanya
memiliki toleransi sekitar 5%, dan sering digunakan pada rangkaian elektronik
yang tidak memerlukan ketelitian yang sangat tinggi.
2.
Resistor logam film (metal film resistor)
Resistor ini terbuat dari lapisan
tipis logam, seperti nikel atau timah, yang diselimuti oleh substrat
non-konduktif. Resistor logam film memiliki toleransi yang lebih rendah
dibandingkan resistor karbon film, yaitu sekitar 1-2%, dan digunakan pada
rangkaian elektronik yang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi.
3.
Resistor lapisan terusik (thick film
resistor)
Resistor ini memiliki lapisan
film resistif yang lebih tebal dibandingkan resistor film biasa. Resistor
lapisan terusik biasanya memiliki toleransi sekitar 5%, dan digunakan pada
aplikasi elektronik yang memerlukan daya listrik yang tinggi.
4.
Resistor wire wound (wire wound resistor)
Resistor ini terbuat dari kawat
resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik. Resistor wire
wound memiliki nilai resistansi yang lebih tinggi dan mampu menahan arus yang
lebih besar dibandingkan resistor film. Resistor ini sering digunakan pada
rangkaian elektronik yang memerlukan daya listrik yang tinggi atau penggunaan
dalam suhu yang ekstrim.
Itulah beberapa jenis resistor
tetap yang umum digunakan pada rangkaian elektronik. Pemilihan jenis resistor
tetap yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu
rangkaian elektronik.
B.
Variable resistor
Variable resistor atau resistor
variabel adalah jenis resistor yang memungkinkan penggunaannya untuk mengatur
nilai resistansi pada suatu rangkaian elektronik. Dalam resistor variabel,
nilai resistansi dapat diubah melalui perubahan posisi pengontak atau batang
geser pada resistor.
Resistor variabel dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi, seperti:
1.
Pengatur volume dan kecerahan pada audio dan
video
Resistor variabel dapat digunakan
sebagai pengatur volume dan kecerahan pada perangkat audio dan video, seperti
pengeras suara dan televisi.
2.
Pengatur kecepatan pada motor listrik
Resistor variabel dapat digunakan
untuk mengatur kecepatan pada motor listrik, sehingga memungkinkan penggunaan
motor pada berbagai kebutuhan aplikasi.
3.
Pengatur level sinyal pada rangkaian
elektronik
Resistor variabel juga dapat
digunakan sebagai pengatur level sinyal pada rangkaian elektronik, sehingga
memungkinkan penyesuaian tegangan dan arus yang sesuai dengan kebutuhan
aplikasi.
Beberapa jenis resistor variabel
yang umum digunakan adalah:
1.
Resistor potensiometer (potentiometer)
Resistor potensiometer terdiri
dari sebuah kawat resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik,
serta sebuah pengontak yang dapat diputar untuk mengubah nilai resistansi.
Resistor potensiometer dapat digunakan untuk mengatur nilai resistansi secara
kontinu, dan biasanya digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat audio.
2.
Resistor rheostat (rheostat)
Resistor rheostat terdiri dari
sebuah kawat resistif yang dililitkan pada substrat keramik atau plastik, serta
sebuah batang geser yang dapat dipindahkan untuk mengubah nilai resistansi.
Resistor rheostat dapat digunakan untuk mengatur nilai resistansi secara
terputus-putus, dan biasanya digunakan sebagai pengatur kecepatan pada motor
listrik.
3.
Resistor trimmer (trimmer potentiometer)
Resistor trimmer merupakan
potensiometer miniatur yang digunakan untuk mengatur nilai resistansi pada
suatu rangkaian elektronik secara presisi. Resistor trimmer dapat disesuaikan
dengan menggunakan sebuah obeng kecil, dan biasanya digunakan pada rangkaian
elektronik yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
Itulah beberapa jenis resistor
variabel yang umum digunakan pada rangkaian elektronik. Pemilihan jenis
resistor variabel yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan
keandalan suatu rangkaian elektronik.
C.
Thermistor
Thermistor, atau sering disebut
juga dengan thermal resistor, adalah jenis resistor yang nilai resistansinya
berubah tergantung pada suhu lingkungan sekitarnya. Ketika suhu meningkat,
nilai resistansi thermistor akan menurun, dan sebaliknya, ketika suhu menurun,
nilai resistansi thermistor akan meningkat.
Thermistor dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti:
1.
Sensor suhu
Thermistor dapat digunakan
sebagai sensor suhu pada berbagai perangkat dan sistem, seperti termostat,
pengontrol suhu pada oven dan kulkas, serta sistem monitoring suhu pada mesin
dan peralatan.
2.
Proteksi terhadap overcurrent dan overheat
Thermistor dapat digunakan
sebagai proteksi terhadap overcurrent dan overheat pada suatu rangkaian
elektronik, seperti dalam sistem proteksi baterai pada mobil dan motor listrik.
3.
Kompenasi suhu
Thermistor juga dapat digunakan
sebagai alat kompensasi suhu pada rangkaian elektronik yang sensitif terhadap
perubahan suhu, seperti pada rangkaian osilator kristal.
Berikut ini adalah dua jenis
thermistor yang sering digunakan:
1.
NTC (Negative Temperature Coefficient)
Thermistor
NTC thermistor adalah jenis
thermistor yang nilai resistansinya menurun ketika suhu lingkungan meningkat.
NTC thermistor biasanya digunakan sebagai sensor suhu pada berbagai aplikasi.
2.
PTC (Positive Temperature Coefficient)
Thermistor
PTC thermistor adalah jenis
thermistor yang nilai resistansinya meningkat ketika suhu lingkungan meningkat.
PTC thermistor biasanya digunakan sebagai proteksi terhadap overcurrent dan
overheat pada suatu rangkaian elektronik.
Pemilihan jenis thermistor yang
tepat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian
elektronik yang menggunakan thermistor. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih thermistor meliputi rentang suhu kerja, akurasi, dan respons time
yang dibutuhkan dalam aplikasi yang diinginkan.
D.
Light Dependent Resistor
LDR, atau Light Dependent
Resistor, adalah jenis resistor yang resistansinya berubah-ubah tergantung pada
intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika cahaya yang diterima oleh LDR
semakin besar, maka resistansi LDR akan semakin kecil, dan sebaliknya, ketika
cahaya yang diterima semakin kecil, maka resistansi LDR akan semakin besar.
LDR biasanya terbuat dari bahan
semikonduktor seperti selenium atau cadmium sulfide, dan dapat digunakan pada
berbagai aplikasi, seperti:
1.
Sensor cahaya
LDR sering digunakan sebagai
sensor cahaya pada berbagai perangkat dan sistem, seperti lampu pintar,
termostat, dan sistem pengaturan kecerahan layar pada perangkat elektronik.
2.
Detektor gerakan
LDR juga dapat digunakan sebagai
bagian dari detektor gerakan, karena perubahan intensitas cahaya yang diterima
oleh LDR dapat terjadi ketika ada benda yang bergerak di sekitarnya.
3.
Pengontrol daya
LDR dapat digunakan sebagai
pengontrol daya pada lampu, dimana semakin besar cahaya yang diterima, semakin
besar daya yang diberikan pada lampu, dan sebaliknya.
Pemilihan LDR yang tepat sangat
penting untuk memastikan kinerja dan keandalan suatu rangkaian elektronik yang
menggunakan LDR. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih LDR meliputi
rentang intensitas cahaya yang diinginkan, sensitivitas, dan waktu respons yang
dibutuhkan dalam aplikasi yang diinginkan.
Simbol Resistor
Satuan Resistansi
Satuan resistansi adalah ohm (Ω).
Satuan ini diberikan untuk menunjukkan besarnya hambatan listrik yang dimiliki
oleh suatu resistor. Sebagai contoh, jika suatu resistor memiliki nilai
resistansi sebesar 100 ohm, maka resistor tersebut akan menimbulkan hambatan
sebesar 100 ohm saat arus listrik mengalir melaluinya.
Toleransi Resistor
Toleransi resistor adalah nilai
yang menunjukkan seberapa akurat resistor tersebut dalam menghasilkan nilai
resistansi yang telah ditentukan. Toleransi resistor dinyatakan dalam
persentase dan dapat bervariasi tergantung pada jenis resistor yang digunakan.
Sebagai contoh, jika suatu resistor memiliki toleransi 5%, maka nilai
resistansi sebenarnya dapat berbeda dengan nilai resistansi yang tertera pada
resistor tersebut sebesar 5%.
Cara Membaca Nilai Resistansi
Nilai resistansi suatu resistor
biasanya ditandai dengan menggunakan beberapa warna pada tubuh resistor. Cara
membaca nilai resistansi resistor adalah dengan mengikuti kode warna pada tubuh
resistor tersebut.