Terbaru

Monday, July 19, 2021

Prototype, Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype Produk, dan Kegunaan Prototype

A. Prototype

Prototipe  merupakan  penafsiran  produk  yang  dapat  diklasifikasikan  melalui dua dimensi yaitu dimensi yang pertama adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan  bentuk  fisik.  Dimensi  kedua  adalah  tingkatan  dimana  sebuah prototipe  merupakan  prototipe  yang  menyeluruh.  Prototipe  yang  menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototipe menyeluruh  merupakan  prototipe  yang  diberikan  kepada  pelanggan  untuk mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi.  

B. Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype Produk

Setiap  tahapan  dalam  proses  pengembangan  konsep  melibatkan  banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan : model “hanya  bentuk” dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.

Berikut tahapan prototype:

1) Pendefinisian produk

merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

2) Working model

Working model tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

3) Prototipe rekayasa (engineering prototype)

Prototipe  rekayasa  ini  dibuat  untuk  keperluan  pengujian  kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

4) Prototipe produksi (production prototype)

bentuknya dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

5) Qualified production item

dibuat  dalam  skala  penuh  berfungsi  secara  penuh  dan  diproduksi  pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

6) Model

merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like– models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user  (Eris Kusnadi, 2007).

C. Kegunaan Prototype

Dalam proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu:

1) Pembelajaran

Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan "akankah dapat bekerja?" dan "sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?" saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat pembelajaran.

2) Komunikasi

Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan dan investor. Hal ini benar karena 

sebuah gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari pada penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.

3) Penggabungan

Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan sub-assembly yang membentuk sebuah produk.

4) Milestones

Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestones menyediakan hasil nyata memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwaI.

No comments:

Post a Comment

Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...