Terbaru

Sunday, December 31, 2023

Sunday, December 31, 2023

MENGENAL INDONESIA DARI LETAK GEOGRAFIS DAN ASTRONOMI

A. Letak Geografis Indonesia: Pusat Kepulauan di Jalur Perdagangan Dunia

Letak geografis Indonesia adalah cerminan posisi suatu daerah dalam konteks bumi dan hubungannya dengan daerah lain. Letak ini ditentukan oleh unsur letak astronomis dan geologis. Secara strategis, Indonesia terletak di antara dua samudera besar, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta di antara dua benua utama, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, Indonesia berada pada pertemuan dua rangkaian pegunungannya, Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Peta menunjukkan letak Indonesia yang sangat strategis, menjadikannya jalur vital dalam perdagangan dan transportasi dunia internasional. Meskipun memberikan keuntungan bagi Indonesia, seperti dalam bidang ekonomi, letaknya yang luas juga membawa risiko, seperti penyelundupan barang yang sering terjadi.

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau, menjaga posisi geografisnya yang sangat strategis dari berbagai aspek, terutama dalam menjaga keamanan dari potensi invasi negara lain. Hal ini disebabkan oleh keunikan posisi geografisnya yang berbeda dari negara-negara lain, memberikan dampak signifikan pada aspek ekonomi, komunikasi sosial budaya, transportasi, dan pariwisata.

Berada di persimpangan dua samudera dan benua, yakni Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Benua Asia, dan Benua Australia, memberikan dampak besar pada karakteristik Indonesia:

1. Iklim Tropis:

   Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim, penghujan dan kemarau, sebagai dampak dari posisinya yang strategis di khatulistiwa.

2. Perdagangan Internasional:

   Letaknya yang merupakan jalur lalu lintas internasional membuat Indonesia menjadi tempat persinggahan kapal laut yang melakukan pelayaran antara berbagai wilayah, seperti Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, Afrika, dan Eropa.

3. Keragaman Sosial Budaya:

   Kepulauan Indonesia yang berdekatan dengan Benua Asia menyebabkan keragaman sosial budaya, di mana pengaruh dari Benua Asia telah memberikan warna pada kehidupan masyarakat Indonesia. Demikian pula, pengaruh dari Benua Eropa dan Benua Amerika juga memengaruhi keragaman sosial budaya di Indonesia.

4. Masyarakat Majemuk:

   Letak Indonesia menjadi pendorong keberagaman dalam masyarakatnya, termasuk dalam hal bahasa, agama, mata pencaharian, dan suku bangsa. Pengaruh dari berbagai benua telah membentuk dinamika masyarakat Indonesia seiring berjalannya waktu.

Dengan kekayaan sejarah dan keragaman hasil dari pengaruh berbagai peradaban, Indonesia terus berkembang sebagai negara yang unik dan kaya dalam keberagaman budayanya.

B. Letak Astronomis Indonesia: Pengaruh Lintang dan Bujur pada Karakteristik Wilayah

1. Garis Lintang:

-       Letak astronomis Indonesia, yang terletak pada 6ºLU - 11ºLS, mengindikasikan bahwa seluruh wilayahnya terletak di daerah beriklim tropis.

-       Pulau-pulau di Indonesia mudah dipengaruhi oleh peredaran udara yang berasal dari laut-laut di sekitarnya, mengakibatkan penerimaan hujan yang melimpah. Hal ini menciptakan kelembaban udara tinggi.

-       Kondisi iklim tropis dan kelembaban udara yang tinggi mendukung kekayaan flora dan fauna di Indonesia, karena banyak hujan dan arus laut membawa biji-biji flora ke wilayah Indonesia.

2. Garis Bujur:

-       Letak astronomis Indonesia pada bujur 95º BT - 141º BT menunjukkan bahwa negara ini berada pada bagian bumi sebelah timur.

-       Pembagian zona waktu di Indonesia dipengaruhi oleh garis bujur ini, menyebabkan perbedaan waktu antara daerah bagian barat dan timur. Hal ini memengaruhi aktivitas penduduk, di mana daerah bagian timur melakukan aktivitas lebih awal dibandingkan dengan daerah bagian barat.

-       Aktivitas penduduk yang dipengaruhi oleh zona waktu memberikan karakteristik unik pada setiap daerah di Indonesia, memperkaya keragaman budaya dan kehidupan sehari-hari.

C. Indonesia: Kepulauan Raksasa dengan Potensi Laut Luar Biasa

Indonesia, dengan bangga diakui sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menyuguhkan keragaman yang memukau. Dengan 13.466 pulau, luas daratan mencapai 1.922.570 km2, dan perairan yang memikat seluas 3.257.483 km2, Indonesia menetapkan standar tinggi dalam kekayaan geografisnya. Data yang dapat dipercaya dapat diakses melalui peta Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikembangkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas laut Indonesia mencapai 3,25 juta km2, termasuk 2,55 juta km2 dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Kekayaan wilayah laut ini menciptakan potensi luar biasa untuk sektor kelautan dan perikanan, dengan beragamnya spesies laut yang menjadikannya tempat tinggal.

Dengan wilayah laut yang luas, Indonesia menduduki posisi strategis dalam lalu lintas maritim global melalui tiga lorong laut utama, yaitu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, dan III. ALKI I menghubungkan Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda; ALKI II meliputi Laut Sulawesi, Laut Flores, Selat Lombok; sementara ALKI III membentang dari Samudra Atlantik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, hingga laut Sawu. Inilah peran strategis Indonesia dalam mendukung konektivitas maritim global.

Keberagaman geografis dan peran kunci dalam lalu lintas maritim menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang tak dapat diabaikan. Dengan bangga, Indonesia terus merangkai cerita keberhasilan di lautan yang luas ini.

Berikut Rujukan Nasional Data Kewilayahan RI, yang salah satunya luas laut Indonesia:

1) Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000 km2

2) Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2

3) Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2

4) Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2

5) Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2

6) Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2

7) Luas NKRI (darat + perairan) adalah 8.300.000 km2

8) Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km;

9) Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504, dan yang sudah dibakukan dan diverifikasi ke PBB adalah sejumlah 16.056 pulau.

Angka rujukan nasional data kewilayahan RI, yang salah satunya luas laut Indonesia, itu dikerjakan sejak tahun 2015 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI AL.

D. Batas Laut Indonesia: Wilayah Kedaulatan Maritim yang Luas

Dalam menetapkan batas lautnya, Indonesia menggunakan metode penarikan garis dari bagian pantai yang paling rendah pada saat surut, membentang beberapa mil ke depan. Dalam konteks ini, terdapat beberapa zona penting:

1. Batas Laut Teritorial:

   Batas laut teritorial Indonesia ditarik sejauh 12 mil (19,3 km) ke arah laut lepas dari garis dasar pantai yang diukur saat air laut surut. Laut di dalam batas ini diakui sebagai laut pedalaman, di mana Indonesia memiliki hak kedaulatan penuh. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini dengan izin pemerintah Indonesia. Luas laut teritorial Indonesia mencapai 282.583 km2.

2. Batas Landasan Kontinen:

   Landasan kontinen merujuk pada dasar laut yang merupakan kelanjutan geologis dan geomorfologis dari kontinen atau benua. Wilayah laut dengan kedalaman kurang dari 200 m dianggap sebagai bagian dari landasan kontinen, yang diukur mulai dari garis dasar pantai hingga jarak maksimal 200 mil ke arah laut lepas. Luas landasan kontinen Indonesia mencapai 2.749.001 km2.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE):

   ZEE Indonesia meluas hingga 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pemerintah Indonesia mengumumkan ZEE ini pada 21 Maret 1980. Dalam ZEE, Indonesia memiliki hak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam. Selain itu, Indonesia berhak melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian laut. ZEE juga memungkinkan pelayaran internasional melintasi wilayah ini, serta pemasangan berbagai sarana perhubungan laut. Luas ZEE Indonesia mencapai 2.936.345 km2.

Dengan penetapan batas laut yang jelas, Indonesia menjaga kedaulatan maritimnya sambil membuka peluang untuk pemanfaatan sumber daya laut dan kerjasama internasional.

Jika dilihat dari bentuknya maka pembagian batas lautan akan terlihat seperti di bawah ini.

Batas Darat dan Udara Indonesia: Keberagaman dalam Kedaulatan Wilayah

E. Batas Darat:

Batas darat Indonesia merupakan batasan langsung di daratan yang dapat berupa elemen alam seperti hutan, gunung, dan bentangan daratan lainnya. Kesepakatan negara yang berbatasan menentukan karakter batas ini, baik dengan akses langsung maupun tanpa akses. Indonesia berbagi batas daratan dengan tiga negara tetangga, yakni Papua New Guinea (berbatasan dengan Provinsi Papua), Timor Leste (berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur), dan Malaysia (berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Timur).

F. Batas Udara:

Batas udara suatu negara terbagi menjadi dua, yaitu batas horizontal dan batas vertikal. Kedua batas ini lebih fleksibel dan rentan dilanggar karena sulit dijaga dan memerlukan biaya yang signifikan.

1. Batas Udara Vertikal Indonesia:

   Batas udara vertikal Indonesia mencakup area udara setinggi 110 km dari konfigurasi ketinggian permukaan negara Indonesia. Ini menetapkan wilayah udara yang menjadi bagian integral dari kedaulatan Indonesia.

2. Batas Udara Horizontal Indonesia:

   Batas udara horizontal Indonesia memiliki luas yang sejajar dengan luas total negara, mencapai 5.455.675 km2. Hal ini mencakup ruang udara yang melibatkan segala aspek kedaulatan negara di ketinggian tertentu di atas permukaan tanah.

Dengan batas darat dan udara yang jelas, Indonesia memelihara kedaulatan wilayahnya dan bersamaan dengan itu membuka pintu untuk kerjasama bilateral dengan negara-negara tetangga serta memperkuat posisinya dalam panggung regional dan global.

Sumber : Bahan Belajar Guru PPPK

Sunday, December 31, 2023

Materi Kearifan Lokal

Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan hidup, nilai-nilai, norma-norma, dan tata cara hidup masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kearifan lokal merupakan hasil adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam dan sosial tempat mereka tinggal.

Kearifan lokal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

·         Bersifat khas, artinya hanya dimiliki oleh masyarakat tertentu di suatu tempat.

·         Bersifat tradisional, artinya telah ada sejak lama dan diwariskan secara turun-temurun.

·         Bersifat adaptif, artinya mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan sosial.

·         Bersifat bijaksana, artinya mengandung nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

·         Fungsi Kearifan Lokal

Kearifan lokal memiliki berbagai fungsi, antara lain:

·         Fungsi religius, yaitu sebagai pedoman hidup masyarakat dalam menjalankan agama dan kepercayaannya.

·         Fungsi sosial, yaitu sebagai pedoman hidup masyarakat dalam berinteraksi dengan sesamanya.

·         Fungsi ekologis, yaitu sebagai pedoman hidup masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan alam.

·         Fungsi ekonomi, yaitu sebagai pedoman hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

·         Bentuk Kearifan Lokal

Kearifan lokal dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain:

·         Adat istiadat, yaitu aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

·         Norma-norma, yaitu aturan-aturan yang tidak tertulis, tetapi harus dipatuhi oleh masyarakat.

·         Tata cara, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam melakukan sesuatu.

·         Pengetahuan, yaitu pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat tentang sesuatu.

·         Kepercayaan, yaitu keyakinan yang dimiliki oleh masyarakat tentang sesuatu.

Contoh Kearifan Lokal

Berikut adalah beberapa contoh kearifan lokal di Indonesia:

·         Upacara adat, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara panen.

·         Pelestarian lingkungan, seperti larangan menebang pohon sembarangan dan larangan membuang sampah sembarangan.

·         Pemanfaatan sumber daya alam, seperti sistem tumpang sari dan sistem gotong royong.

·         Perilaku sosial, seperti sikap saling menghormati dan saling membantu.

Pentingnya Kearifan Lokal

Kearifan lokal memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain:

·         Menjaga keharmonisan masyarakat. Kearifan lokal dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga tercipta suasana yang harmonis dan damai.

·         Melestarikan lingkungan alam. Kearifan lokal dapat menjadi panduan bagi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, sehingga terjaga kelestariannya.

·         Menjaga identitas budaya. Kearifan lokal merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menjadi identitas suatu masyarakat.

Upaya Pelestarian Kearifan Lokal

Pelestarian kearifan lokal dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain:

·         Pendidikan, yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kearifan lokal.

·         Pendokumentasian, yaitu mendokumentasikan kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman.

·         Pelestarian budaya, yaitu mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya, termasuk kearifan lokal.

Kearifan lokal merupakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa. Kearifan lokal perlu dilestarikan agar dapat terus menjadi pedoman hidup masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan alam.

Wednesday, November 22, 2023

Wednesday, November 22, 2023

22. POTENSI RISIKO KESEHATAN DI FOUNDRIES

22. POTENSI RISIKO KESEHATAN DI FOUNDRIES

1. Stress dan Kerja Berlebihan

-       Penjelasan Terlalu banyak tekanan atau beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres mental dan fisik pada pekerja. Ini dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan umum dan produktivitas.

2. Kanker

-       Penjelasan Pekerja di industri pengecoran logam dapat terpapar bahan kimia beracun atau karsinogenik yang meningkatkan risiko perkembangan kanker.

3. Dermatitis

-       Penjelasan Kontak kulit yang berlebihan dengan bahan-bahan kimia atau logam tertentu dapat menyebabkan iritasi kulit atau dermatitis.

4. Kelelahan

-       Penjelasan Jadwal kerja yang panjang, shift malam, atau tugas yang berat dapat menyebabkan kelelahan yang dapat mempengaruhi kesehatan umum dan kewaspadaan.

5. Pekerja Shift Malam

-       Penjelasan Pekerjaan shift malam dapat mengganggu pola tidur alami dan mengakibatkan gangguan tidur, stres, dan masalah kesehatan lainnya.

6. Logam Asap Demam

-       Penjelasan Terpapar debu logam, terutama yang mengandung zat beracun, dapat menyebabkan gejala seperti demam dan gangguan pernapasan yang dikenal sebagai "logam asap demam."

7. Getaran Jari Putih

-       Penjelasan Pekerjaan yang melibatkan paparan berulang terhadap getaran, seperti penggunaan alat bergetar, dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai "getaran jari putih" atau HAVS.

8. Luka Bakar

-       Penjelasan Pekerja di sekitar logam cair atau peralatan panas dapat berisiko mengalami luka bakar akibat kontak langsung dengan logam panas.

9. Cedera Jaringan Lunak

-       Penjelasan Aktivitas fisik yang berlebihan atau cara mengangkat yang salah dapat menyebabkan cedera pada jaringan lunak seperti otot atau ligamen.

10. Keracunan Timbal

-       Penjelasan Paparan timbal, terutama dalam bentuk debu atau asap, dapat menyebabkan keracunan timbal yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan organ internal.

11. Penyakit Pernapasan

-       Penjelasan Pajanan terhadap asap, debu, atau gas yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti asma atau bronkitis.

12. Terkilir dan Strain

-       Penjelasan Pekerjaan yang melibatkan gerakan tubuh yang berlebihan atau tiba-tiba dapat menyebabkan terkilir atau strain pada otot dan sendi.

13. Cedera Mata

-       Penjelasan Partikel logam, serpihan, atau benda asing lainnya dapat menyebabkan cedera mata jika tidak menggunakan perlindungan yang sesuai.

14. Silikosis

-       Penjelasan Paparan debu silika selama proses pengecoran dapat menyebabkan silikosis, sebuah penyakit paru-paru yang serius.

15. Kebisingan yang Disebabkan Gangguan Pendengaran

-       Penjelasan Kebisingan yang berlebihan di lingkungan kerja dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

16. Cedera Parah

-       Penjelasan Risiko cedera serius, seperti luka yang memerlukan perawatan medis darurat, dapat terjadi dalam kecelakaan atau insiden di tempat kerja.

17. Keracunan Karbon Monoksida

-       Penjelasan Karbon monoksida yang dihasilkan selama proses pembakaran dapat menjadi bahaya jika terhirup dalam konsentrasi tinggi, dapat menyebabkan keracunan.

Wednesday, November 22, 2023

21. BAHAYA FISIK LAINNYA DALAM PENGECORAN LOGAM DAN TINDAKAN PENCEGAHAN

21. BAHAYA FISIK LAINNYA DALAM PENGECORAN LOGAM DAN TINDAKAN PENCEGAHAN

1. Cedera Akibat Benda Berat

·         Bahaya Menangani benda berat seperti cetakan logam atau peralatan dapat menyebabkan cedera berat, termasuk patah tulang dan cedera punggung.

·         Pencegahan

-       Pelatihan untuk teknik pengangkatan yang benar.

-       Penggunaan peralatan bantu seperti derek atau alat angkat mekanis.

-       Penataan ruang kerja yang meminimalkan perpindahan benda berat.

2. Risiko Ledakan dari Logam Cair

·         Bahaya Logam cair yang memiliki kelembaban dapat menyebabkan ledakan saat dituangkan ke dalam cetakan atau kontak dengan bahan lain.

·         Pencegahan

-       Pastikan logam cair kering sebelum dituangkan.

-       Kendalikan kelembaban di sekitar area kerja.

3. Evolusi Gas Panas

·         Bahaya Beberapa proses, seperti reaksi kimia atau pemrosesan logam tertentu, dapat menghasilkan gas panas dengan cepat.

·         Pencegahan

-       Sistem ventilasi yang efektif.

-       Pemantauan dan pengendalian suhu proses.

4. Cedera Akibat Benda Terbang

·         Bahaya Di toko fettling, serpihan logam atau partikel dari penggilingan dapat menjadi benda terbang yang menyebabkan cedera, terutama pada mata.

·         Pencegahan

-       Penggunaan kacamata pelindung.

-       Pembersihan dan pengelolaan debu secara teratur.

-       Perlindungan pada area kerja yang rawan terhadap benda terbang.

5. Radiasi Pengion (di Toko Radiografi)

·         Bahaya Radiasi ionisasi dari proses radiografi dapat menyebabkan bahaya kesehatan jika tidak dikelola dengan benar.

·         Pencegahan

-       Perlengkapan pelindung radiasi seperti perisai dan pakaian pelindung.

-       Pembatasan akses untuk pekerja yang tidak terlibat.

6. Manajemen Sistematis Bahaya

·         Sistematis mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola semua bahaya fisik dengan

-       Melibatkan pekerja dalam proses identifikasi bahaya.

-       Penetapan prosedur keamanan dan pencegahan yang jelas.

-       Pelatihan yang terus-menerus untuk pekerja.

Pentingnya manajemen bahaya yang efektif tidak hanya mencakup identifikasi bahaya, tetapi juga penerapan tindakan pencegahan yang sesuai untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja.

Wednesday, November 22, 2023

20. PANAS DAN LOGAM CAIR BAHAYA DAN PENCEGAHANNYA

20. PANAS DAN LOGAM CAIR BAHAYA DAN PENCEGAHANNYA

Bahaya

1. Luka Bakar Serius

-       Paparan langsung terhadap logam cair pada suhu tinggi dapat menyebabkan luka bakar serius dan bahkan fatal. Baja, stainless steel, aluminium, dan paduan lainnya yang dicairkan memiliki suhu yang dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi.

2. Stres Panas dan Kelelahan

-       Terlalu lama berada di lingkungan yang panas dapat menyebabkan stres panas dan kelelahan pada pekerja. Ini dapat membahayakan kesehatan dan kinerja mereka.

Faktor Pencegahan

1. Pakaian Pelindung

-       Pekerja harus menggunakan pakaian pelindung yang sesuai, seperti baju tahan panas, sarung tangan, dan pelindung wajah, untuk mengurangi risiko luka bakar.

2. Pendidikan dan Pelatihan

-       Pekerja harus diberikan pelatihan untuk mengenali risiko panas dan logam cair, serta cara meminimalkan risiko cedera. Ini mencakup pengetahuan tentang suhu kerja yang aman dan tindakan darurat jika terjadi paparan.

3. Tata Kelola Waktu Kerja

-       Rencanakan pekerjaan di sekitar suhu yang lebih rendah jika memungkinkan. Hindari bekerja terlalu lama di lingkungan yang panas dan pastikan pekerja memiliki waktu istirahat yang cukup.

4. Ventilasi yang Efektif

-       Pastikan ada sistem ventilasi yang efektif untuk mengurangi konsentrasi asap dan panas di area kerja. Ini dapat membantu mempertahankan suhu yang dapat diterima.

5. Minimalkan Paparan Langsung

-       Konsiderasikan penggunaan peralatan atau alat mekanis untuk menangani logam cair dan mengurangi paparan langsung pekerja.

6. Pengukuran Suhu dan Paparan

-       Lakukan pengukuran suhu secara teratur dan pantau paparan pekerja untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman.

7. Pengaturan Waktu Kerja

-       Sesuaikan jam kerja untuk menghindari paparan yang berlebihan pada suhu tertentu, terutama selama periode panas.

8. Kesehatan dan Kebugaran Pekerja

-       Pastikan pekerja tetap sehat dan bugar untuk menghadapi kondisi kerja yang panas.

Pentingnya Pelatihan

Pekerja harus mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan panas, risiko cedera akibat logam cair, dan tindakan darurat. Kesadaran dan persiapan yang baik dapat mengurangi kemungkinan cedera serius. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan dalam pedoman kesehatan dan keselamatan yang diterbitkan oleh lembaga keselamatan kerja. 

Wednesday, November 22, 2023

19. PENANGANAN SECARA MANUAL DI PENGECORAN LOGAM

19. PENANGANAN SECARA MANUAL DI PENGECORAN LOGAM

Dalam proses moulding dan pembuatan inti dalam pengecoran logam, pekerja mungkin terlibat dalam kegiatan mengangkat, membawa, dan menyusun benda-benda berat. Penting untuk memastikan bahwa penanganan manual dilakukan dengan aman dan ergonomis untuk mencegah cedera serius pada pekerja. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan

1. Desain Tempat Kerja Ergonomis

-       Pastikan tempat kerja didesain dengan prinsip-prinsip ergonomis. Ini melibatkan penempatan peralatan dan benda-benda berat agar sesuai dengan gerakan tubuh alami pekerja.

2. Pelatihan dan Pendidikan

-       Pekerja harus diberikan pelatihan tentang teknik-teknik penanganan manual yang aman dan efisien. Ini termasuk cara mengangkat dan membawa beban dengan benar.

3. Peralatan Bantu

-       Gunakan peralatan bantu seperti derek, troli, atau peralatan pengangkat lainnya untuk membantu dalam mengangkat dan memindahkan beban berat.

4. Rotasi Tugas

-       Lakukan rotasi tugas di antara pekerja untuk mengurangi kejenuhan dan potensi cedera akibat gerakan berulang.

5. Manajemen Risiko

-       Lakukan evaluasi risiko untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko cedera akibat penanganan manual. Perubahan desain atau proses kerja dapat diterapkan untuk mengelola risiko ini.

Manfaat Keselamatan dan Ekonomi

-       Desain tempat kerja yang tepat dan penerapan prinsip ergonomis tidak hanya melindungi kesehatan pekerja, tetapi juga memberikan manfaat ekonomis. Peningkatan produksi dan pengurangan waktu absensi akibat cedera dapat menjadi dampak positif dari pendekatan keselamatan yang baik.

Sumber Informasi Tambahan

-       Panduan dan pedoman lebih lanjut dapat ditemukan dalam manual dan publikasi dari lembaga keselamatan dan kesehatan kerja, seperti OSH (Occupational Safety and Health).