Terbaru

Sunday, December 31, 2023

MENGENAL INDONESIA DARI LETAK GEOGRAFIS DAN ASTRONOMI

A. Letak Geografis Indonesia: Pusat Kepulauan di Jalur Perdagangan Dunia

Letak geografis Indonesia adalah cerminan posisi suatu daerah dalam konteks bumi dan hubungannya dengan daerah lain. Letak ini ditentukan oleh unsur letak astronomis dan geologis. Secara strategis, Indonesia terletak di antara dua samudera besar, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta di antara dua benua utama, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, Indonesia berada pada pertemuan dua rangkaian pegunungannya, Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Peta menunjukkan letak Indonesia yang sangat strategis, menjadikannya jalur vital dalam perdagangan dan transportasi dunia internasional. Meskipun memberikan keuntungan bagi Indonesia, seperti dalam bidang ekonomi, letaknya yang luas juga membawa risiko, seperti penyelundupan barang yang sering terjadi.

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau, menjaga posisi geografisnya yang sangat strategis dari berbagai aspek, terutama dalam menjaga keamanan dari potensi invasi negara lain. Hal ini disebabkan oleh keunikan posisi geografisnya yang berbeda dari negara-negara lain, memberikan dampak signifikan pada aspek ekonomi, komunikasi sosial budaya, transportasi, dan pariwisata.

Berada di persimpangan dua samudera dan benua, yakni Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Benua Asia, dan Benua Australia, memberikan dampak besar pada karakteristik Indonesia:

1. Iklim Tropis:

   Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim, penghujan dan kemarau, sebagai dampak dari posisinya yang strategis di khatulistiwa.

2. Perdagangan Internasional:

   Letaknya yang merupakan jalur lalu lintas internasional membuat Indonesia menjadi tempat persinggahan kapal laut yang melakukan pelayaran antara berbagai wilayah, seperti Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, Afrika, dan Eropa.

3. Keragaman Sosial Budaya:

   Kepulauan Indonesia yang berdekatan dengan Benua Asia menyebabkan keragaman sosial budaya, di mana pengaruh dari Benua Asia telah memberikan warna pada kehidupan masyarakat Indonesia. Demikian pula, pengaruh dari Benua Eropa dan Benua Amerika juga memengaruhi keragaman sosial budaya di Indonesia.

4. Masyarakat Majemuk:

   Letak Indonesia menjadi pendorong keberagaman dalam masyarakatnya, termasuk dalam hal bahasa, agama, mata pencaharian, dan suku bangsa. Pengaruh dari berbagai benua telah membentuk dinamika masyarakat Indonesia seiring berjalannya waktu.

Dengan kekayaan sejarah dan keragaman hasil dari pengaruh berbagai peradaban, Indonesia terus berkembang sebagai negara yang unik dan kaya dalam keberagaman budayanya.

B. Letak Astronomis Indonesia: Pengaruh Lintang dan Bujur pada Karakteristik Wilayah

1. Garis Lintang:

-       Letak astronomis Indonesia, yang terletak pada 6ºLU - 11ºLS, mengindikasikan bahwa seluruh wilayahnya terletak di daerah beriklim tropis.

-       Pulau-pulau di Indonesia mudah dipengaruhi oleh peredaran udara yang berasal dari laut-laut di sekitarnya, mengakibatkan penerimaan hujan yang melimpah. Hal ini menciptakan kelembaban udara tinggi.

-       Kondisi iklim tropis dan kelembaban udara yang tinggi mendukung kekayaan flora dan fauna di Indonesia, karena banyak hujan dan arus laut membawa biji-biji flora ke wilayah Indonesia.

2. Garis Bujur:

-       Letak astronomis Indonesia pada bujur 95º BT - 141º BT menunjukkan bahwa negara ini berada pada bagian bumi sebelah timur.

-       Pembagian zona waktu di Indonesia dipengaruhi oleh garis bujur ini, menyebabkan perbedaan waktu antara daerah bagian barat dan timur. Hal ini memengaruhi aktivitas penduduk, di mana daerah bagian timur melakukan aktivitas lebih awal dibandingkan dengan daerah bagian barat.

-       Aktivitas penduduk yang dipengaruhi oleh zona waktu memberikan karakteristik unik pada setiap daerah di Indonesia, memperkaya keragaman budaya dan kehidupan sehari-hari.

C. Indonesia: Kepulauan Raksasa dengan Potensi Laut Luar Biasa

Indonesia, dengan bangga diakui sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menyuguhkan keragaman yang memukau. Dengan 13.466 pulau, luas daratan mencapai 1.922.570 km2, dan perairan yang memikat seluas 3.257.483 km2, Indonesia menetapkan standar tinggi dalam kekayaan geografisnya. Data yang dapat dipercaya dapat diakses melalui peta Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikembangkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas laut Indonesia mencapai 3,25 juta km2, termasuk 2,55 juta km2 dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Kekayaan wilayah laut ini menciptakan potensi luar biasa untuk sektor kelautan dan perikanan, dengan beragamnya spesies laut yang menjadikannya tempat tinggal.

Dengan wilayah laut yang luas, Indonesia menduduki posisi strategis dalam lalu lintas maritim global melalui tiga lorong laut utama, yaitu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, dan III. ALKI I menghubungkan Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda; ALKI II meliputi Laut Sulawesi, Laut Flores, Selat Lombok; sementara ALKI III membentang dari Samudra Atlantik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, hingga laut Sawu. Inilah peran strategis Indonesia dalam mendukung konektivitas maritim global.

Keberagaman geografis dan peran kunci dalam lalu lintas maritim menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang tak dapat diabaikan. Dengan bangga, Indonesia terus merangkai cerita keberhasilan di lautan yang luas ini.

Berikut Rujukan Nasional Data Kewilayahan RI, yang salah satunya luas laut Indonesia:

1) Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000 km2

2) Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2

3) Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2

4) Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2

5) Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2

6) Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2

7) Luas NKRI (darat + perairan) adalah 8.300.000 km2

8) Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km;

9) Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504, dan yang sudah dibakukan dan diverifikasi ke PBB adalah sejumlah 16.056 pulau.

Angka rujukan nasional data kewilayahan RI, yang salah satunya luas laut Indonesia, itu dikerjakan sejak tahun 2015 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI AL.

D. Batas Laut Indonesia: Wilayah Kedaulatan Maritim yang Luas

Dalam menetapkan batas lautnya, Indonesia menggunakan metode penarikan garis dari bagian pantai yang paling rendah pada saat surut, membentang beberapa mil ke depan. Dalam konteks ini, terdapat beberapa zona penting:

1. Batas Laut Teritorial:

   Batas laut teritorial Indonesia ditarik sejauh 12 mil (19,3 km) ke arah laut lepas dari garis dasar pantai yang diukur saat air laut surut. Laut di dalam batas ini diakui sebagai laut pedalaman, di mana Indonesia memiliki hak kedaulatan penuh. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini dengan izin pemerintah Indonesia. Luas laut teritorial Indonesia mencapai 282.583 km2.

2. Batas Landasan Kontinen:

   Landasan kontinen merujuk pada dasar laut yang merupakan kelanjutan geologis dan geomorfologis dari kontinen atau benua. Wilayah laut dengan kedalaman kurang dari 200 m dianggap sebagai bagian dari landasan kontinen, yang diukur mulai dari garis dasar pantai hingga jarak maksimal 200 mil ke arah laut lepas. Luas landasan kontinen Indonesia mencapai 2.749.001 km2.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE):

   ZEE Indonesia meluas hingga 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pemerintah Indonesia mengumumkan ZEE ini pada 21 Maret 1980. Dalam ZEE, Indonesia memiliki hak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam. Selain itu, Indonesia berhak melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian laut. ZEE juga memungkinkan pelayaran internasional melintasi wilayah ini, serta pemasangan berbagai sarana perhubungan laut. Luas ZEE Indonesia mencapai 2.936.345 km2.

Dengan penetapan batas laut yang jelas, Indonesia menjaga kedaulatan maritimnya sambil membuka peluang untuk pemanfaatan sumber daya laut dan kerjasama internasional.

Jika dilihat dari bentuknya maka pembagian batas lautan akan terlihat seperti di bawah ini.

Batas Darat dan Udara Indonesia: Keberagaman dalam Kedaulatan Wilayah

E. Batas Darat:

Batas darat Indonesia merupakan batasan langsung di daratan yang dapat berupa elemen alam seperti hutan, gunung, dan bentangan daratan lainnya. Kesepakatan negara yang berbatasan menentukan karakter batas ini, baik dengan akses langsung maupun tanpa akses. Indonesia berbagi batas daratan dengan tiga negara tetangga, yakni Papua New Guinea (berbatasan dengan Provinsi Papua), Timor Leste (berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur), dan Malaysia (berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Timur).

F. Batas Udara:

Batas udara suatu negara terbagi menjadi dua, yaitu batas horizontal dan batas vertikal. Kedua batas ini lebih fleksibel dan rentan dilanggar karena sulit dijaga dan memerlukan biaya yang signifikan.

1. Batas Udara Vertikal Indonesia:

   Batas udara vertikal Indonesia mencakup area udara setinggi 110 km dari konfigurasi ketinggian permukaan negara Indonesia. Ini menetapkan wilayah udara yang menjadi bagian integral dari kedaulatan Indonesia.

2. Batas Udara Horizontal Indonesia:

   Batas udara horizontal Indonesia memiliki luas yang sejajar dengan luas total negara, mencapai 5.455.675 km2. Hal ini mencakup ruang udara yang melibatkan segala aspek kedaulatan negara di ketinggian tertentu di atas permukaan tanah.

Dengan batas darat dan udara yang jelas, Indonesia memelihara kedaulatan wilayahnya dan bersamaan dengan itu membuka pintu untuk kerjasama bilateral dengan negara-negara tetangga serta memperkuat posisinya dalam panggung regional dan global.

Sumber : Bahan Belajar Guru PPPK

No comments:

Post a Comment

Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...