Terbaru

Tuesday, March 21, 2023

Tuesday, March 21, 2023

Cara Membaca Resistor 4 Gelang

Resistor 4 gelang merupakan jenis resistor yang paling umum dan banyak digunakan pada rangkaian elektronik. Resistor 4 gelang digunakan pada berbagai macam aplikasi elektronik, termasuk pada rangkaian catu daya, filter, amplifikasi sinyal, rangkaian audio, dan lain sebagainya.

Untuk membaca resistor 4 gelang, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi warna dari gelang pertama pada resistor. Ini adalah gelang yang paling dekat dengan ujung resistor dan merupakan gelang pertama dari nilai resistor.
  2. Identifikasi warna dari gelang kedua pada resistor. Ini adalah gelang kedua dari nilai resistor.
  3. Identifikasi warna dari gelang ketiga pada resistor. Ini adalah faktor pengali (multiplier) dari nilai resistor.
  4. Identifikasi warna dari gelang keempat pada resistor. Ini adalah toleransi dari nilai resistor.
  5. Setelah mengidentifikasi warna dari setiap gelang pada resistor, cari tabel kode warna resistor (resistor color code chart) dan cocokkan warna gelang dengan angka yang tertera pada tabel.
  6. Setelah mengetahui nilai resistor dalam satuan ohm, Anda juga dapat menentukan nilai toleransi resistor dengan melihat warna gelang keempat pada resistor.

Contoh:

Misalkan resistor memiliki warna gelang berikut: kuning, ungu, hitam, emas.

  1. Gelang pertama (kuning) mewakili angka 4.
  2. Gelang kedua (ungu) mewakili angka 7.
  3. Gelang ketiga (hitam) mewakili faktor pengali 1 (10 pangkat 0).
  4. Gelang keempat (emas) mewakili toleransi 5%.
  5. Dari tabel kode warna resistor, angka yang sesuai adalah 47 x 1 = 47 ohm.
  6. Toleransi resistor adalah 5%, sehingga nilai resistor sebenarnya berada di antara 44,65 ohm (47 - 5%) dan 49,35 ohm (47 + 5%).


Tuesday, March 21, 2023

Cara Membaca Resistor 3 Gelang

Resistor 3 gelang biasanya digunakan pada rangkaian elektronik yang sederhana atau sebagai resistor dengan nilai kecil. Contoh penggunaan resistor 3 gelang antara lain pada rangkaian pembagi tegangan, pengaturan kecerahan lampu LED, dan rangkaian sensor.

Untuk membaca resistor 3 gelang, ikuti langkah-langkah berikut:

1.      Identifikasi warna dari gelang pertama pada resistor. Ini adalah gelang yang paling dekat dengan ujung resistor dan merupakan gelang pertama dari nilai resistor.

2.      Identifikasi warna dari gelang kedua pada resistor. Ini adalah gelang kedua dari nilai resistor.

3.      Identifikasi warna dari gelang ketiga pada resistor. Ini adalah faktor pengali (multiplier) dari nilai resistor.

4.      Setelah mengidentifikasi warna dari setiap gelang pada resistor, cari tabel kode warna resistor (resistor color code chart) dan cocokkan warna gelang dengan angka yang tertera pada tabel.

5.      Setelah mengetahui nilai resistor dalam satuan ohm, Anda juga dapat menentukan nilai toleransi resistor dengan memeriksa persentase toleransi yang dicantumkan pada spesifikasi produk.

Contoh:

Misalkan resistor memiliki warna gelang berikut: coklat, hitam, merah.

1.      Gelang pertama (coklat) mewakili angka 1.

2.      Gelang kedua (hitam) mewakili angka 0.

3.      Gelang ketiga (merah) mewakili faktor pengali 2 (10 pangkat 2).

4.      Dari tabel kode warna resistor, angka yang sesuai adalah 10 x 100 = 1000 ohm atau 1 kiloohm.

5.      Toleransi resistor tidak diberikan pada kode warna resistor 3 gelang, sehingga Anda perlu memeriksa spesifikasi produk untuk mengetahui persentase toleransi resistor tersebut.


Monday, March 20, 2023

Monday, March 20, 2023

CARA MEMBUAT JOBSHEET PAKAI GOOGLE FORM AUTO GENERATE WORD/PDF

Google Form adalah salah satu aplikasi populer yang banyak digunakan untuk membuat kuis, survei, dan formulir. Namun, ternyata Google Form juga bisa digunakan untuk membuat jobsheet dengan mudah dan efisien. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara membuat jobsheet di Google Form menggunakan foto dan auto generate untuk membuat Word atau PDF.

Langkah Pertama

Buat Format Jobsheet pada Google Dokumen (online) di google drive. Anda juga bisa membuat formatnya pada Ms. Word (Offline) pada komputer kemudian upload di google drive, selanjutnya buka format yang telah di upload dan simpan sebagai google dokumen.

Langkah Kedua

Pastikan kolom jobsheet yang akan di isi jawaban google form telah sesuai format dan urut

Langkah ketiga

Buat Folder untuk menyimpan google form dan hasil generate Word dan PDF

Langkah keempat

Buat Google Form dan buat pertanyaan pertanyaan sesuai format Jobsheet.

Pastikan Pertanyaan urut seperti yang ada pada jobsheet.

Langkah kelima

Klik tanda titik 3 pada bagian kanan form, kemudian pilih Editor Skrip

Langkah keenam

Masukan skrip pada kolom skrip

Perhatikan pada :

const TEMPLATE_ID = 'Diisi dengan ID Google Dokumen Jobsheet';

const RESULT_FOLDER_ID = 'Diisi dengan ID Folder Penyimpanan Hasil';

const GENERATE_PDF = true; (jika menghendaki auto jadi pdf)

const IMAGE_WIDTH = 150; (ukuran lebar foto pada jobsheet, sesuaikan sendiri)

Cara mendapatkan ID Google Dokumen

Maka Idnya : 15SO2eGtk7NpxH67GFJ6ceQJeSi4RvkQ0OmwkUn2cNXg

Cara mendapatkan ID Folder Penyimpanan

Maka Idnya : 1XFtDhDEvQ8NNO2ykJ_-sW9uIPmXP3Adz

Langkah ketujuh

Simpan Skripnya

Langkah kedelapan

Pilih CreatFormSubmitTrigger

Langkah kesembilan

Klik Jalankan, Pastikan ada log Selesai

Langkah Kesepuluh

Form sudah jadi, bagikan link google form kepada siswa.


Mau Kodenya? WA Me
Monday, March 20, 2023

Contoh Soal Rangkaian Listrik Sederhana

1. Dalam suatu rangkaian listrik seri terdapat 3 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 10 Ω, R2 = 20 Ω, dan R3 = 30 Ω. Jika tegangan pada sumber listrik adalah V = 24 V, hitunglah:

  1. Arus yang mengalir pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  4. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung arus, gunakan rumus I = V / R. Untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I2 * R

 

2. Dalam suatu rangkaian listrik seri terdapat 3 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 50 Ω, R2 = 100 Ω, dan R3 = 150 Ω. Jika tegangan pada sumber listrik adalah V = 120 V, hitunglah:

  1. Arus yang mengalir pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  4. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung arus, gunakan rumus I = V / R. Untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I2 * R

 

3. Dalam suatu rangkaian listrik seri terdapat 6 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 100 Ω, R2 = 50 Ω, R3 = 75 Ω, R4 = 120 Ω, R5 = 90 Ω, dan R6 = 80 Ω. Jika arus yang mengalir pada rangkaian adalah I = 0.5 A, hitunglah:

  1. Tegangan total pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  4. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I2 * R

 

4. Dalam suatu rangkaian listrik seri terdapat 6 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 5 Ω, R2 = 10 Ω, R3 = 20 Ω, R4 = 15 Ω, R5 = 8 Ω, dan R6 = 12 Ω. Jika arus yang mengalir pada rangkaian adalah I = 2 A, hitunglah:

  1. Tegangan total pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  4. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I2 * R

 

5. Dalam suatu rangkaian listrik paralel terdapat 4 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 10 Ω, R2 = 20 Ω, R3 = 30 Ω, dan R4 = 40 Ω. Jika tegangan pada sumber listrik adalah V = 60 V, hitunglah:

  1. Arus yang mengalir pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Arus yang mengalir pada setiap hambatan
  4. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  5. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung arus, gunakan rumus I = V / R. Untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I^2 * R.

 

6. Dalam suatu rangkaian listrik paralel terdapat 5 hambatan, masing-masing memiliki nilai resistansi R1 = 20 Ω, R2 = 30 Ω, R3 = 40 Ω, R4 = 50 Ω, dan R5 = 60 Ω. Jika tegangan pada sumber listrik adalah V = 120 V, hitunglah:

  1. Arus yang mengalir pada rangkaian
  2. Tegangan pada setiap hambatan
  3. Arus yang mengalir pada setiap hambatan
  4. Daya yang dikonsumsi oleh setiap hambatan
  5. Daya total yang dikonsumsi oleh rangkaian

Catatan: untuk menghitung arus, gunakan rumus I = V / R. Untuk menghitung daya, gunakan rumus P = I2 * R.

Monday, March 20, 2023

Rangkaian Listrik Sederhana

A. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik adalah susunan komponen listrik yang saling terhubung dan berfungsi bersama-sama untuk menciptakan aliran listrik yang bermanfaat. Rangkaian listrik dapat berupa rangkaian sederhana, seperti rangkaian seri dan paralel, atau rangkaian yang lebih kompleks, seperti rangkaian transistor atau rangkaian IC (Integrated Circuit).

1. Rangkaian Seri

Sumber Gambar : Google.com

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang komponen-komponennya tersusun secara berurutan atau berderet, sehingga arus listrik hanya dapat mengalir melalui satu jalur yang sama.

  • Sifat Rangkaian Seri :

1.      Pada rangkaian seri, tegangan total (Vs) yang diberikan sama dengan jumlah tegangan pada setiap komponen atau resistor (Vstotal=V1 + V2 + V3 + …).

2.      Sedangkan arus listrik yang mengalir di setiap komponen atau resistor (I) sama (Istotal = I1=I2=I3=…).

3.      Dalam rangkaian seri, resistansi total (RT) dapat dihitung menggunakan rumus berikut: (Rs = R1 + R2 + R3 + …)

Rs = Hambatan Total Rangkaian Seri (Ω atau Ohm)

R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)

R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)

R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)

Sehingga, jika kita menambahkan resistor ke dalam rangkaian seri, maka resistansi totalnya akan meningkat, dan arus listriknya akan menurun.

2. Rangkaian Paralel

Sumber Gambar : Google.com

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang komponen-komponennya tersusun secara paralel atau sejajar, sehingga arus listrik dapat mengalir melalui beberapa jalur yang berbeda.

  • Sifat Rangkaian Paralel :

1.      Pada rangkaian paralel, tegangan total (Vp) yang diberikan sama pada setiap komponen atau resistor (Vptotal = V1 = V2 = V3 = …).

2.      Sedangkan arus listrik yang mengalir di setiap komponen atau resistor (I1, I2, I3, …) berbeda-beda. Untuk menghitung kuat arusnya tinggal menjumlahkan (Iptotal = I1+I2+I3+…)

3.      Dalam rangkaian paralel, resistansi total (RT) dapat dihitung menggunakan rumus berikut: 1/Rptotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + …

Rp = Hambatan Total Rangkaian Paralel (Ω atau Ohm)

R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)

R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)

R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)

Sehingga, jika kita menambahkan resistor ke dalam rangkaian paralel, maka resistansi totalnya akan menurun, dan arus listriknya akan meningkat.

3. Rangkaian Campuran

Sumber Gambar : Google.com

Rangkaian campuran adalah rangkaian listrik yang terdiri dari kombinasi rangkaian seri dan paralel. Dalam rangkaian campuran, komponen-komponennya tersusun dalam bentuk rangkaian seri dan paralel secara bergantian.

Dalam rangkaian campuran, kita dapat menggunakan rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menghitung resistansi total dan arus listrik yang mengalir pada setiap komponen atau resistor.

Kesimpulan

Rangkaian listrik dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rangkaian seri dan paralel. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan rangkaian seri dan paralel:

1.      Rangkaian seri Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen atau beban listrik dihubungkan secara berderetan atau sejajar. Artinya, arus yang mengalir pada satu komponen atau beban listrik harus melewati komponen atau beban listrik lainnya terlebih dahulu sebelum mencapai sumber tegangan. Dalam rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap komponen atau beban listrik memiliki nilai yang sama, sedangkan tegangan pada setiap komponen atau beban listrik dapat berbeda-beda. Tegangan total pada rangkaian seri adalah jumlah dari tegangan pada masing-masing komponen atau beban listrik.

2.      Rangkaian paralel Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen atau beban listrik dihubungkan secara parallel atau sejajar. Artinya, setiap komponen atau beban listrik dihubungkan langsung ke sumber tegangan, sehingga arus yang mengalir pada masing-masing komponen atau beban listrik dapat berbeda-beda. Dalam rangkaian paralel, tegangan yang diterapkan pada setiap komponen atau beban listrik memiliki nilai yang sama, sedangkan arus pada setiap komponen atau beban listrik dapat berbeda-beda. Arus total pada rangkaian paralel adalah jumlah dari arus pada masing-masing komponen atau beban listrik.

3.      Berikut adalah beberapa perbedaan antara rangkaian seri dan paralel:

  • Rangkaian seri hanya memiliki satu jalur untuk arus mengalir, sedangkan rangkaian paralel memiliki beberapa jalur untuk arus mengalir.
  • Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap komponen atau beban listrik memiliki nilai yang sama, sedangkan pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap komponen atau beban listrik dapat berbeda-beda.
  • Pada rangkaian seri, tegangan total pada rangkaian adalah jumlah dari tegangan pada masing-masing komponen atau beban listrik, sedangkan pada rangkaian paralel, tegangan yang diterapkan pada setiap komponen atau beban listrik memiliki nilai yang sama.
  • Pada rangkaian seri, resistansi total pada rangkaian adalah jumlah dari resistansi pada masing-masing komponen atau beban listrik, sedangkan pada rangkaian paralel, resistansi total pada rangkaian dapat dihitung menggunakan rumus 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + ... + 1/Rn, dimana R1, R2, ..., Rn adalah resistansi pada masing-masing komponen atau beban listrik.

Contoh Soal :

Berikut adalah beberapa contoh soal yang dapat digunakan untuk menghitung tegangan pada rangkaian seri dan paralel:

Contoh Soal 1:

Sebuah rangkaian seri terdiri dari tiga resistor dengan nilai masing-masing adalah 10 Ω, 20 Ω, dan 30 Ω. Jika arus yang mengalir pada rangkaian adalah 2 A, hitunglah tegangan total yang diterapkan pada rangkaian!

Jawaban:

Tegangan total pada rangkaian seri dapat dihitung menggunakan rumus Vt = V1 + V2 + V3, dimana V1, V2, dan V3 adalah tegangan pada masing-masing resistor. Kita juga dapat menggunakan rumus V = I x R untuk menghitung tegangan pada masing-masing resistor. Oleh karena itu, kita dapat melakukan perhitungan sebagai berikut:

Tegangan pada resistor 1 (V1) = I x R1 = 2 A x 10 Ω = 20 V

Tegangan pada resistor 2 (V2) = I x R2 = 2 A x 20 Ω = 40 V

Tegangan pada resistor 3 (V3) = I x R3 = 2 A x 30 Ω = 60 V

Tegangan total (Vt) = V1 + V2 + V3 = 20 V + 40 V + 60 V = 120 V

Jadi, tegangan total yang diterapkan pada rangkaian seri adalah 120 V.

Contoh Soal 2:

Sebuah rangkaian paralel terdiri dari empat resistor dengan nilai masing-masing adalah 5 Ω, 10 Ω, 15 Ω, dan 20 Ω. Jika tegangan yang diterapkan pada rangkaian adalah 50 V, hitunglah arus yang mengalir pada masing-masing resistor!

 Jawaban:

Arus pada masing-masing resistor dalam rangkaian paralel dapat dihitung menggunakan rumus I = V / R, dimana V adalah tegangan yang diterapkan pada rangkaian dan R adalah nilai resistansi masing-masing resistor. Oleh karena itu, kita dapat melakukan perhitungan sebagai berikut:

Arus pada resistor 1 (I1) = V / R1 = 50 V / 5 Ω = 10 A

Arus pada resistor 2 (I2) = V / R2 = 50 V / 10 Ω = 5 A

Arus pada resistor 3 (I3) = V / R3 = 50 V / 15 Ω = 3.33 A

Arus pada resistor 4 (I4) = V / R4 = 50 V / 20 Ω = 2.5 A

Jadi, arus yang mengalir pada masing-masing resistor adalah 10 A, 5 A, 3.33 A, dan 2.5 A pada resistor 1, 2, 3, dan 4, secara berturut-turut.

Contoh Soal 3

Sebuah rangkaian listrik seri terdiri dari 6 resistor dengan nilai resistansi masing-masing sebagai berikut: R1 = 20 Ω, R2 = 15 Ω, R3 = 10 Ω, R4 = 25 Ω, R5 = 30 Ω, R6 = 40 Ω. Sumber tegangan yang diberikan pada rangkaian adalah sebesar 24 V. Hitunglah:

a) Total hambatan rangkaian

b) Besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian

c) Tegangan masing-masing resistor pada rangkaian

d) Daya listrik yang dihasilkan pada setiap resistor pada rangkaian

Diketahui:

R1 = 20 Ω

R2 = 15 Ω

R3 = 10 Ω

R4 = 25 Ω

R5 = 30 Ω

R6 = 40 Ω

V = 24 V

Dicari:

a) Rtot

b) I

c) V1, V2, V3, V4, V5, V6

d) P1, P2, P3, P4, P5, P6

Jawaban:

a) Total hambatan rangkaian dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai resistansi masing-masing resistor pada rangkaian, yaitu:

Rtot = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + R6

     = 20 Ω + 15 Ω + 10 Ω + 25 Ω + 30 Ω + 40 Ω

     = 140 Ω

Jadi, total hambatan pada rangkaian seri tersebut adalah 140 Ω.

b) Arus listrik pada rangkaian seri adalah sama pada setiap resistor. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan hukum Ohm untuk menghitung besarnya arus:

V = I * Rtot è I = V / Rtot

 

I = V / Rtot

  = 24 V / 140 Ω

  = 0,171 A

  = 171 mA

Jadi, besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian adalah 171 mA.

c). Tegangan masing-masing resistor pada rangkaian dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm:

V1 = I * R1 = 0,171 A * 20 Ω = 3,42 V

V2 = I * R2 = 0,171 A * 15 Ω = 2,565 V

V3 = I * R3 = 0,171 A * 10 Ω = 1,71 V

V4 = I * R4 = 0,171 A * 25 Ω = 4,275 V

V5 = I * R5 = 0,171 A * 30 Ω = 5,13 V

V6 = I * R6 = 0,171 A * 40 Ω = 6,84 V

Jadi, tegangan masing-masing resistor pada rangkaian adalah: V1 = 3,42 V,  V2 = 2,565 V,  V3 = 1,71 V,  V4 = 4,275 V,  V5 = 5,13 V, dan V6 = 6,84 V.

d). Daya listrik yang dihasilkan pada setiap resistor pada rangkaian dapat dihitung menggunakan rumus:

P = V * I => P= I2 * R

Maka, daya pada masing-masing resistor adalah sebagai berikut:

P1 = V1 * I = 3,42 V * 0,171 A = 0,585 W

P2 = V2 * I = 2,565 V * 0,171 A = 0,439 W

P3 = V3 * I = 1,71 V * 0,171 A = 0,293 W

P4 = V4 * I = 4,275 V * 0,171 A = 0,732 W

P5 = V5 * I = 5,13 V * 0,171 A = 0,877 W

P6 = V6 * I = 6,84 V * 0,171 A = 1,17 W

Jadi, daya listrik yang dihasilkan pada setiap resistor pada rangkaian tersebut adalah:

P1 = 0,585 W, P2 = 0,439 W, P3 = 0,293 W, P4 = 0,732 W, P5 = 0,877 W, dan P6 = 1,17 W.

Soal Rangkaian Listrik Sederhana

Monday, March 13, 2023

Monday, March 13, 2023

CARA MENGHITUNG UMUR : TAHUN, BULAN & HARI

Pada postingan ini saya akan berbagi bagaimana cara menghitung umur pada MS EXCEL. Beguna untuk mengetahui umur balita maupun masa kerja pegawai.

Langkah langkah sebagai berikut

·         Buatlah Tabel Data

·         Isi Cell A2 dengan nama orang atau nama pegawai

·         Isi Cell B2 dengan tanggal lahir (kemudian pilih format tanggal panjang)

·         Isi Cell C2 dengan tanggal hari ini secara manual "13 March 2023" atau dengan "=TODAY()" untuk mendapatkan tanggal hari ini secara otomatis sesuai setting komputer

·         Isi Cell D2 dengan rumus excel :

=DATEDIF(B2;C2;"Y")

·         Isi Cell E2 dengan rumus excel :

=DATEDIF(B2;C2;"YM")

·         Isi Cell F2 dengan rumus excel :

=DATEDIF(B2;C2;"MD")

·         Untuk Cell G2 merupakan gabuangan dari ketiga rumus tersebut dengan tambahan operator teks. Isinya:

=DATEDIF(B2;C2;"Y")&" Tahun "&DATEDIF(B2;C2;"YM")&" Bulan "&DATEDIF(B2;C2;"MD")&" Hari"

Perlu diingat bahwa rumus ini hanya memberikan hasil yang perkiraan karena tidak memperhitungkan perbedaan hari pada bulan-bulan yang berbeda dan tahun kabisat.

Namun, hasil yang diberikan sudah cukup akurat dan dapat digunakan sebagai acuan umur. Selain itu, pengguna juga dapat menyesuaikan rumus ini untuk memunculkan format yang berbeda, seperti format bulan dan hari saja atau format tahun saja.

Dengan demikian, menghitung umur pada Excel menjadi lebih mudah dan cepat. Pengguna hanya perlu memasukkan tanggal lahir ke dalam rumus dan hasil akan langsung ditampilkan dalam format yang diinginkan.

Semoga bermanfaat, Unduh File excel contoh pada alamat dibawah ini


Silahkan tunggu dalam 60 detik.

Link Akan Tersedia Dibawah Ini