Terbaru

Tuesday, July 20, 2021

Tuesday, July 20, 2021

STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK

B. STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK

1. Pengertian Standarisasi Dan Sertifikasi Produk

Istilah dari standarisasi berasal dari kata standar yang memiliki arti satuan ukuran dan dapat digunakan sebagai dasar pembanding kualitas, kuantitas, nilai, dan hasil karya yang nyata. Dalam arti yang luas, standar menunjukkan spesifikasi dari suatu produk, bahan, maupun proses. Standarisasi diimplementasikan pada saat sebuah perusahaan menghasilkan dan mengeluarkan sebuah produk ke pasaran. (sumber : https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi). Sebagai contoh,apabila  produsen  akan  memproduksi  kran  air  sebaiknya  ukuran  kran  yang disuat mengikuti standar dari ukuran pipa air yang ada.Produsen bisa membuat kran dengan ukuran ¼ inci atau ½ inci sesuai dengan ukuran pipa air yang sering digunakan konsumen.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 PP NO. 102/2000 tentang Standar Nasional, Standarisasi   adalah   proses   merumuskan,menetapkan,menerapkan   dan   merevisi standar yang dilakukan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak.Dengan kata  lain,standarisasi  dapat  diartikan  sebagai  penetapan  norma  dan  aturan  mutu 

produk yang ditetapkan bersama dengan tujuan menghasilkan produk dengan mutu yang dapat dideskripsikan dan diukur dengan perolehan mutu yang seragam.

Sedangkan pengertian sertifikasi menurut Pasal 1 angka 11 PP Standar Nasional adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan jasa.Lebih lanjut,Pasal 1 angka 12 menyebutkan bahwa pengertian sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga /laboratorium yang telah terakreditasi untuk menyatakan bahwa barang,jasa,proses,system atau personal telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.

2. Badan Pengatur Standarisasi Produk Nasional

Untuk menetapkan standar pengujian produk tentu harus ada pakem yang bisa diuji secara secara universal dan harus membawa manfaat secara teknologi,ekonomi, dan social.

Pada dasarnya standarisasi harus memuat dua hal yaitu standar teknik dan standar manajemen.Standar teknik adalah serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan meliputi bahan,produk dan layanan. Jika bahan,produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dinilai tidak memenuhi spesifiksi standar.Sedangkan standarisasi manajemen adalah struktur tugas,prosedur kerja,system manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan,usaha serta keuangan.

Standarisasi nasional merupakan salah satu instrument regulasi teknis yang dapat melindungi  kepentingan  konsumen  nasional  dan  produsen  produk  dalam negeri.Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standarisasi dapat mencegah beredarnya barang - barang yang tidak bermutu dan berbahaya di pasar domestik serta mencegah masuknya barang impor yang bermutu rendah.

Untuk mencegah hal tersebut menjadi tanggung jawab Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk membina,mengembangkan serta mengkoordiasi kegiatan di bidang standarisasi secara nasional.

BSN berkedudukan di bawah   dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri  yang  mengkoordinasikan.  BSN  sebagai  lembaga  pemerintah  bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengembangkan standar di Indonesia mengacu pada yang  ditetapkan  oleh  badan  dunia  seperti  ISO,CODEX  Alimentarius,  dan  standar regional serta standar nasional lainnya. 

Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standarisasi Nasional;

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;

3. Fasilitas   dan   pembinaan   terhadap   kegiatan   instansi   pemerintah   di   bidang standarisasi Nasional;

4. Penyelenggaraan pembinaan kerja sama dalam negeri dan internasional di bidang standarisasi;

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasiumum di bidang perencanaan umum ketatausahaan,organisasi dan tatalaksana,kepegawaian,keuangan,kearsipan,hukum,persandian,perlengkapan dan rumah tangga.

Sedangkan kewenangan BSN sebagai lembaga penentu standarisasi produk nasional sebagai berikut:

1. Penyusun rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

3. Penetapan system informasi di bidangnya;

4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang standarisasi nasional;

b. Perumusan dan penetapan kebijakan system akreditasi lembaga sertifikasi,lembaga inspeksi dan laboratorium;

c. Penetapan SNI;

d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;

e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.

Tuesday, July 20, 2021

PENGUJIAN PRODUK

A. PENGUJIAN PRODUK

1. Hakikat Pengujian Produk

Pengujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran,sebelum sebuah produk dipasarkan perlu dilakukan pengujian produk terlebih dahulu.Pengujian produk dilakukan degan pengukuran terhadap sifat dan kinerja produk tersebut sesuai standar tertentu.

Proses pengukuran sifat atau kinerja suatu produk inilah yang disebut dengan pengujian produk.Jadi   pengujian produk adalah segala proses yang dilakukan oleh seorang peneliti,baik melalui pengukuran kinerja, keamanan, kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan. 

Bagi produsen,hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya.Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran produk baru.Data hasil pengujian produk dapat digunakan sebagi rujukan ang tepat agar mendapatkan lisensi untuk proses produksi dan penjualan.

2. Tujuan Pengujian Produk

Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi berbagai tujuan,antara lain :

a. Memastikan  produk  tersebut  telah  memenuhi  persyaratan  spesifikasi,regulasi dan kontrak sesuatu produk;

b. Memastikan produk sudah berjalan sesuai dengan standarna melalui pembuktian demonstrasi produk;

c. Menyediakan   data   standar   bagi   kepentingan   ilmiah,   teknik   dan   kegiatan penjaminan mutu;

d. Menetapkan kesesuaian produk dengan penggunaan akhir;

e. Sebagai  dasar untuk komunikasi teknis suatu produk 

f. Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain

g. Sebagai  bukti  dalam  proses  hukum  seperti  pertanggungjawaban  produk,  hak paten,klaim produk dan lain sebagainya;

h. Membantu memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk;

i. Membantu mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi

3. Kegunaan Pengujian Produk

Besarnya  nilai  pengujian  produk  bagi  perusahaan  ditunjukkan  oleh  banyaknya kegunaan pengujian produk. Adapun kegunaan dari pengujian produk adalah :

a. Meningkatkan kinerja produk dan kepuasan pelanggan;

b. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing ;

c. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan;

d. Memberikan pedoman yang  tepat  terkait  masalah  harga,nama  merk,kualitas kemasan produk;

e. Dapat memantau kualitas produk dari berbagai pabrik dari tahun ke tahun dan jalur distribusinya;

f. Memberikan  gambaran daya terima konsumen terhadap produk tersebut. 

4. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk

Bahwa pengujian produk terkait erat dengan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen dalam pemakaian produk.Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan  kepentingan  konsumen  itu  sendiri  tapi  juga  melibatkan  pemerintah yang melindungi konsumen.Adapun pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut :

a. Pemerintah

Peran  pemerintah  disini yaitu dengan  mengeluarkan  undang  – undang  yang mewajibkan produsen menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk. Pemerintah terus mengadakan peningkatan mutu produk   dengan menerbitkan  suatu  rangkaian  standar  secara  nasional  yaitu  SNI  (Standar Nasional Indonesia.

b. Perusahaan

Peran perusahaan dalam pengujian produk yaitu menyediakan produk dan layanan sesuai dengan industry.Produseen dapat menerapkan beberapa standarisasi, baik yang bersifat fakultatif ( standar yang dibuat oleh perusahaan sendiri ) ataupun standar wajib ( standar produk yang ditentukan melalui peraturan pemerintah )

c. Organisasi Konsumen

Peran  oranisasi  konsumen  yaitu  sebagai  perakilan  kepentingan  konsumen kepada produsen dan pemerintah. Ketika pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar kualitas suatu produk,maka organisasi konsumen beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen.

5. Persyaratan Pengujian Produk

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan Sistem

Metode dan prosedur pengujian produk harus memiliki system yang standar sehingga setiap produk yang sejenis diuji dengan menggunakan cara yang sama.Termasuk dalam hal – hal sebagai berikut:

1. Produk yang disiapkan harus sama,baik kemasan dan pengkodean 

2. Kuesioner yang diajukan harus sama

3. Rencana sampling yang sama

4. Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama 

b. Data Normatif

Pengujian  produk  dilakukan  secara  berkelanjutan dari  waktu  ke waktu.Tujuannya untuk membangun data base normative sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai.

c. Perusahaan Penelitian yang Sama

Ada baiknya produsen menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan smua pengujian produknya.Hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang persis sama.

d. Uji Lingkungan Nyata

Adalah pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tempat nantinya produk tersebut akan digunakan.Jika produk tersebut digunakan di kantor maka produk   tersebut harus diuji oleh orang- orang yang bekerja di kantor.

e. Populasi Sampel yang Relevan

Sampel  merupakan  variable penting dalam pengujian produk.Apabila produk baru atau produk   yang memiliki pangsa pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merk dari pasar tersebut.

f. Variabel Kritis

Kegunaan dan kualitas produk harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari produsen. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen? dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk? Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang system pengujian produk yang akurat .

g. Tindakan Konservatif

Rumusan produk mapan sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi  terhadap  formulasi  baru.Bila  produsen  telah  yakin  memiliki  produk yang lebih baik,usahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu.Hal ini bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang.Selanjutnya,distribusikan produk ke semua pangsa pasar.Semakin  kecil  pangsa  pasar,akan  semakin  besar  pula  resiko  yang  bisa 

diambil dengan formulasi baru tersebut.Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.


Tuesday, July 20, 2021

Pengertian & Prinsip Perakitan Produk, Metode perakitan, dan Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

A. Pengertian & Prinsip Perakitan Produk

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen  menjadi  suatu alat  atau mesin  yang  mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian  komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. 

Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya  proses  permesinan  (  frais,  bubut,  bor,  dan  gerinda  )  dan  pengelasan  yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

B. Metode perakitan.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

1. Metode perakitan  ditinjau dari proses penyambungan komponen 

a. Metode Cascade

Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus.

b. Metode Keseimbangan

Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen- komponen dengan menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.

c. Metode Bongkar Pasang (Knock down)

Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan.

Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya : 

o Memudahkan dalam mobilitas atau transfortasi.

o Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian komponen bagian dalam.

o Memudahkan dalam operasional pekerjaan.

o Konstruksi menjadi lebih sederhana

Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang- lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap.

2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen  yang dirakit a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama. 

3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan

1.   Jenisbahan yang akandirakit

2.   Kekuatan yang dibutuhkan

3.   Pemilihanmetodepenyambungan

4.   Pemilihanmetodepenguatan

5.   Penggunaanalat bantu perakitan

6.   Tolerasi

7.   Bentuk/ tampilanproduk

8.   Ergonomis

9.   Finishing

4. ProsedurPerakitan Prosedurperakitankedalambeberapakegiatanyaitusebagaiberikut : 

a.   Persiapan

b.   Pelaksanaan 

c.   Penyelesaian

C.   Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

1. Sistem perakitan

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu : 

Perakitan   Manual yaitu;   perakitan   yang   sebagian   besar   proses   dikerjakan   secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.

Perakitan  otomatis yaitu;  perakitan  yang  dikerjakan  dengan  sistem  otomatis  seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;

Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja

Produk  seri  Jenis  perakitan  produk  seri adalah  bila  perakitan  dilakukan  dalam  jumlah massal  dalam  bentuk  dan  ukuran  yang  sama.  Contohnya  proses  perakitan  produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

2. Terminology Keseimbangan Lintasan

Istilah  - istilah dalam keeimbangan lintasan :

a.   Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitan

b.   Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat  terbagi lagi.

c.   Total Waktu Pengerjaan : yaitu  jumlah waktu  yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasan

d.   Waktu   proses   stasiun   kerja   :   yaitu   jumlah   waktu   yang   dibutuhkan   untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut

e.   Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasan

f. Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang   mengambarkan urutan   elemen kerja yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen 

3. Metode Keseimbangan lintasan 

a. Metode Bobot Posisi

Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara  metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi ( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas. 

b. Metode pendekatan wilayah

Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar.

c. Metode Largest Candidate Rule

Metode  Largest  Candidate  Rule  adalah  metode  yang  mengurutkan  elemen  kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.

d. Metode keseimbangan lintasanTerkomputerisasi

Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan , yaitu sebagai berikut: 

COMSOAL  (  Computer  Methode  of  sequencing  Operation     For  Asembbly  Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup  dipertimbangkan  untuk  mengatasi      persoalan  keseimbangan  lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya

CALB  (  Computer  Assembly  Line  Balancing)  ,  CALB  dapat  digunakan  pada  lintasan tunggal maupun campuran

ALPACA ( Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.

Tuesday, July 20, 2021

Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Masal dan Proses Produksi Massal

 D. Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Masal

Indikator  ini  merupakan  bagian  kegiatan  meanajemen  produksi  yang  bertujuan  untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility)

1. Keberhasilan Manajemen Produksi, meliputi:

a. Produktifitas 

b. Kapasitas

c. Kecepatan Pengiriman 

d. Kualitas Produk

e. Kecepatan Proses 

f. Fleksibilitas

2. Ukuran Kinerja Sistem Produksi, meliputi:

a. Ongkos produksi 

b. Kualitas produk

c. Tingkat pelayanan 

3. Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin

Kinerja produktivitas mesin umumnya diukur menggunakan OEE (Overall Equipment Effectiveness), sistem ini menggunakan 3 indikator yaitu: availabelity, performance dan quality.

Tahap pengukuran menggunakan OEE yaitu:

a. Memulai dari pengukuran manual 

b. Fokus pada kerugian

c. Menetapkan target tambahan 

d. Memantau segala kebdala

e. Hati-hati dalam membuat perbandingan

E. Proses Produksi Massal

1. Pengertian Proses Produksi

Proses produksi  adalah  suatu  cara atau  metode untuk  menambah  kegunaan  suatu barang dan jasa menggunakan faktor produksi yang ada agar lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

2. Jenis-Jenis Proses Produksi

a. Berdasar wujud proses produksi:

1) Kimiawi

Proses produksi yang menitik beratkan pada adanya proses analisis atau sintesis serta senyawa kimia.Contoh Produksi pada peruhaan obat-obatan,tambang minyak

2) Perubahan Bentuk

Proses produksi yang pelaksanaan produksinya menitik beratkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran(output) sehingga di dapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut

3) Assembling

Proses produksi yang dalam pelaksanaanya lebih menguntungkan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain 

4) Transportasi

Proses Produksi yang menciptakan jasa (pelayanan) pemindahan tempat,baik berupa barang atau manusia.

5) Penciptaan jasa administrasi

Suatu proses yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan- perusahaan lain atau lembaga yang membutuhkan.

b. Berdasar arus proses produksi:

1) Terus menerus

Proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi berikutnya tanpa penempukan disuatu titik dalam proses

2) Terputus-putus

Pada jenis produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus menerus dalam proses produksi

3) Proses produksi campuran

Tipe proses produksi ini merupakan penggabungan dari produksi terus-menerus dan terputus-putus

c. Berdasar Penyelesaian Proses Produksi:

1) Tipe A (dapat diperiksa dengan mudah)

Pada tipe proses produksi A,setiap tahap proses produksi dilakukan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah.

2) Tipe B (dapat diperiksa dalam beberapa tahap)

Penyelesaian proses produksi daam perusahaan bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masinh tahap produksi

3) Tipe C (terdapat penggabungan komponen produk)

Perusahaan yang penyelesaian produksi dalam perusahaan bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap produksi

4) Tipe D (proses menggunakan mesin otomatis)

Proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomotis mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapu dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. 

5) Tipe E (perusahaan dagang dan jasa)

Merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan

d. Proses Produksi Berdasar Bahan Mentah

1) Analytic

Merupakan suatu bentuk proses produksi yang menciptakan beberapa baranng dari suatu jenis bahan mentah atau input

2) Synthetic

Yaitu proses menggabungan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain.

3. Tujuan Proses Produksi:

a. Meningkatkan efisiensi

b. Meningkatkan Produktifitas 

c. Meningkatkan Kualitas

4. Tahapan Proses Produksi:

Tahapan proses produksi akan berbeda beda untuk setiap pabrik, dicontohkan pada produk sepeda motor, tahapan proses produksinya meliputi:

a. Penyediaan komponen

Adalah seksi yang bertugas menerima mengklarifikasikan serta mendistribusikan komponen ke produksi

b. Injeksi plastik

Seksi yang bertugas memproduksi komponen plastik,dengan fasilitas mesin injeksi plasik yang menggunakan teknik cetakan

c. Pengelasan

Bertugas melakukan proses pembuatan rangka dengan cara mengelas komponen 

d. Pengecatan Logam

Seksi pengecatan logam mengerjakan proses pengecatan pada beberapa bagian komponen .

e. Dipping proses

Yaitu proses penutupan komponen dengan cat melalui teknik pencelupan 

f. Pengecatan plastik

Proses  pengecatan  plastic  part  tidak  sama  dengan  proses  pengecatan  steel part,karena adabeberapa perbedaan,antara lain :

1. Tidak adanya proses pre treatment

2. Over head conveyor lebih pendek

3. Temperatur oven lebih rendah

4. Pengecatan secara manual dengan spray atau hand gun g.   General sub assembling

Merupakan   seksi   yang   mengerjakan   proses   penggabungan   komponen,agar mempermudah serta mempercepat proses produksi di line assembling.

h. Assembling

Merupakan tahapan terakhir dari proses pembuatan unit sepeda motor. 

i.  Final Inspection

Kegiatan akhir dari seksi assembling yang bertugas melakukan pemeriksaan unit sepeda motor yang telah selesai dirakit dilakukan oleh bagian final inspection

j. Shipping

Adalah    bagian    yang    bertugas    mengirim    unit    sepeda    motor    keseluruh cabang/dealerdi seluruh Indonesia dan juga untuk kebutuhan ekspor.

Tuesday, July 20, 2021

Metode Peramalan dalam Produksi Massal

C. Metode Peramalan dalam Produksi Massal

1. Pengertian Peramalan

Peramalan  adalah  proses  untuk  memperkirakan  berapa  kebutuhan  di masa  datang meliputi kualitas, kuantitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan.

2. Klasifikasi Peramalan

a. Peramalan jangka panjang (2-10 th)

b. Peramalan jangka menengah (1-24 bl)

c. Peramalan jangka pendek (1-5 mg)

3. Tujuan Peramalan

a. Menentukan kebutuhan pabrik

b. Menentukan perencanaan jangka menengah 

c. Menentukan penjadwalan jangka pendek 

4. Karakteristik peramal yang baik 

a. Akurasi

b. Biaya

c. Kemudahan

5. Metode Peramalan Perencanaan Produksi 

a. Peramalan Subyektif

1) Metode Delphy

Metode  delphi  merupakan  suatu  cara  sistematis  dalam mendapatkan  keputusan  bersama  dalam  suatu  kelompok  yang terdiri dari ahli dan berasal dari disiplin yang berbeda. Biasanya metode Delphi dipakai pada peramalan teknologi yang digunakan untuk  pengoperasian  jangka  Panjang,  dalam  pengembangan produksi, penerobosan dalam pengembangan pengeluaran produk di pasar dan strategi yang lainnya.

2) Metode Penelitian Pasar

Metode ini menganalisis fakta secara otomatis pada bidang yang  berhubungan  dengan  pemasaran.  Teknik  utama  dalam penelitian  pasar  ialah  survei  konsumen.   Penelitian  pasar dimanfaatkan  untuk  merencanakan  dalam  promosi  produk  baru. Penelitian  pasar  sering  digunakan  sebagai  dasar  promosi  hasil produksi.

b. Peramal Obyektif

1) Metode Intrinsik

Metode  Intrisik digunakan  dalam  peramalan  jangka  pendek dalam  kegiatan  produksi,  akan  tetapi  dalam  metode  ini  kurang memperhatikan  faktor-faktor  eksternal  guna  mempengaruhi permintaan pasar, misalnya dalam analisis deret waktu.

2) Metode Ekstrinsik

Metode Ekstrinsik digunakan dalam peramalan jangka Panjang, dengan  mempertimbangkan  faktor-faktor  eksternal  yang  dapat mempengaruhi  permintaan  dari  masa  yang  akan  datang. Dapat diartikan metode tersebut dinamakan metode Kausal yang berarti menunjukan  sebab-akibat  yang  jelas  dalam  peramalannya, misalnya  memprediksi  titik-titik  perubahan.  Akan  tetapi  dalam metode  ini,  yakni  biaya  aplikasinya  mahal,  frekuensi  perbaikan hasil permalan rendah. Metode ektrinsik diawali dengan metode regresi, yakni banyak dipakai pada tingkat agregat.

6. Analisis Deret Waktu

Analisa deret waktu merupakan satu metode yang sangat tepat untuk meramalkan pola permintaan pasar. Analisa ini dipengaruhi oleh 4 komponen yaitu:

1. Kecenderungan/Trend  (T);  merupakan  sifat  dari  permintaan  di  masa lampau  terhadap  waktu  yang  terjadi.  Tren  menunjukkan  apakah permintaan cenderung mengalami kenaikan, konstan, atau penurunan.

2. Siklus/Cycle (C); permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik, biasanya lebih dari 1 tahun. Pola tersebut tidak  perlu  dimasukkan  dalam  peramalan  jangka  pendek.  Pola permintaan yang menunjukkan siklus tertentu sangat berguna dalam peramalan jangka menengah dan jangka Panjang.

3. Pola  Musiman/Season  (S);  naik-turunnya  permintaan  suatu  produk disekitar garis tren biasanya berulang setiap tahun. 

4. Variasi Random (R), yakni permintaan pola bervariasi secara acak yang disebabkan  adanya  faktor-faktor  tertentu,  misalnya  promosi  khusus, bencana alam dan lain sebagainya.


Tuesday, July 20, 2021

Hakikat dan Konsep Produksi Massal dan Perencanaan Produksi Massal

A. Hakikat dan Konsep Produksi Massal

1. Pengertian Produksi Massal

Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna suatu suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Sedangkan massal berarti mengikut sertakan atau melibatkan banyak orang. Sehingga produksi massal adalah kegiatan memproduksi barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah besar melalui serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya. 

2. Ciri-ciri Produksi Massal

Ciri-ciri produksi massal antara lain sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar b.   Biaya perunit rendah

c. Bertujuan menguasai pasar d.   Dijual di pasar bebas

e. Hampir tidak ada variasi produk

f. Harus ada stok untuk memenuhi kebutuhan saat massa tunggu

Bila  terjadi  kelebihan  produk  (over  production)  perusahaan  akan  memaksa  pasar dengan melakukan promosi, discount, hadiah dll, agar produk cepat terserap.

3. Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal

Kelebihan:

a. Hemat biaya

b. Efisiensi waktu

c. Tingkat keakuratan tinggi d.   Tingkat produksi cepat Sedangkan kekurangannya adalah: a.   Kegiatan produksi sangat kaku

b. Kurang beragamnya variasi produk c.   Biaya mesin mahal

d. Tidak ada jaminan produk akan laris dipasaran

B. Perencanaan Produksi Massal

1. Pengertian Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi dapat diartikan sebagai proses untuk memproduksi barang pada suatu periode sesuai yang telah dijadwalkan melalui pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan. Perencanaan produksi berguna untuk mengarahkan seluruh aktivitas rutin tenaga kerja.

2. Ruang Lingkup Perencanaan Produksi

Menurut Sukaria Simulingga (2013), perencanaan produksi meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

a. Mempersiapkan rencana produksi

b. Membuat jadwal penyelesain produk

c. Merencanakan produksi dan pengadaan bahan dari luar d.   Menjadwalkan proses operasi tiap unit

e. Menyampaikan jadwal pada pemesan

3. Tujuan dan Fungsi perencanaan Produksi

Tujuan:

a. Meminimalkan biaya serta memaksimalkan keuntungan

Salah satu tujuan perencanaan produk massal.yaitu meminimalkan biaya produksi dan  memaksimalkan  keuntungan.Dengan  membuat  perencanaan  produk,maka akan dioptimalkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi,seperti penyediaan bahan baku,tenaga kerja dan yang lainnya

b. Memaksimalkan kepuasan pelanggan

Tingkat kepuasaan pelanggan terhadap produk merupakan tujuan dari perencanaan semakin besar tingkat kepuasaan pelanggan terhadap produk,maka semakin mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan ,sebaliknya semakin pelanggan tidak  puas  terhadap  produk,maka  akan  semakin  sulit  bagi  perusahaan mendapatkan keuntungan dari produk tersebut.

c. Meminimalkan perubahan nilai produksi

Perencanaan  produksi  yang  tepat  akan  menimbulkan  resiko  kehilangan  nilai produksi suatu produk,contohnya,perusahaan bahan baku di gudang harus di produksi sesuai dengan jadwal  waktu yang telah ditentukan. 

d. Meminimalkan perubahan tenaga kerja

Perencanakan produksi yang baik juga akan menentukan berapa banyak tenaga kerja yang harus digunakan untuk menghasilkan suatu produk.

Dengan  perencanaan  yang  berkaitan  dengan  tenaga  kerja  tersebut,maka  biaya tenaga kerjapun bisa diminamalkan.

e. Memaksimalkan perlengkapan dan inventaris pabrik

Dengan  perencanaan  produk  yang  baik  berarti  penggunaan  perlengkapan  yang terdapat dalam pabrikpun di maksimalkan

Fungsi dari perencanaan produksi adalah :

a. Menjamin rencana produksi dan pemasaran produk

Perencanaan   yang   tepat   mampu   memudahkan   perusahaan  untuk  menjamin rencana penjualan produk kepada konsumen sesuai dengan rencana yang tepat.

b. Mengukur kapasitas produksi yang konsisten terhadap rencana produksi Perencanaan  produksi  sangat  tepat  digunakan  untuk  mengukur  seberapa  besar perusahaan mampu untuk memperproduksi barang serupa dari waktu ke waktu.

c. Alat untuk memonitor hasil produksi

Fungsi    lainnya    dari    pembuatan    perencanaan    produksi,yaitu    memudahkan perusahaan dalam memonitor hasil produksinya secara akurat

4. Unsur Perencanaan Produksi:

a. Tujuan Produksi

Tujuan   produksi   harus   dibuat   sejelas   mungkin   dan   mampu   dipahami   oleh menejemen perusahaan.

b. Pengukuran dan standar produksi

Artinya perencanaan produksi tidak hanya dilakukan atas tujuan saja,tetapi juga jharus mengukur kemampuan konsumen dalam menyerap produk tersebut.

c. Perencanaan merupakan fakta obyektif

Perencanaan  produksi  harus  apa  adanya  dan  memiliki  pemikiran  yang  cukup rasional bukan hanya sebagai angan-angan saja.

d. Perencanaan harus bisa diukur

Artinya sekalipun hanya mengira-ira namun perkiraan tersebut adalah benar dan tentunya tidak menimbulkan kerugian pada perusahaan. 

e. Tahap awal pelaksanaan produksi

Perencanaan  harus menjadi langkah  awal bagi perusahaan dalam menghasilkan barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

5. Jenis-Jenis Perencanaan Produksi

a. Perencanaan Jangka Panjang ( Long Range Planning)

Perencanaan   jangjka   panjang   merupakan   perencanaan   produksi   lebih   dari satutahun bahkan hingga lima tahun mendatang.

b. Perencanaan Jangka Menengah ( Medium Range Planning)

Perencanaan   jangka   menengah   merupakan   perencanaan   yang   dibuat   untuk kegiatan produksi selama 2 sampai 3 tahun mendatang.

c. Perencanaan Jangka Pendek ( Short Range Planning)

Perencanaan jangka pendek merupakan penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka seru tahun mendatang atau bahkan kurang dari satu tahun.

6. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perencanaan Produksi

a. Faktor internal, meliputi kapasitas mesin; produktivitas tenaga kerja; kemampuan pengadaan.

b. Faktor eksternal, meliputi kebijakan pemerintah; inflasi; bencana alam

7. Langkah-Langkah Perencanaan Produksi

a. Penelitian dan Pengembangan Produk, meliputi:

1) Penelitian proses produksi

Merupakan penelitian yang dilakukan perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan terhadap proses produksu yang sedang berjalan

2) Penelitian produk

Merupakan penelitian yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui selera konsumen,sehingga  penelitian  ini  bertujuan  untuk  perbaikan  produk  yang sudah ada dan disesuaikan dengan selera konsumen

b. Mencari Gagasan dan Seleksi Produk, meliputi:

1) Mencari gagasan

Yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagasan dalam rangka pengembangan produk.

2) Menyeleksi produk

Tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk. 

3) Desain produk pendahuluan

Desain produk pendahuluan perli dibuat sebelum mentukan desain produk yang sebenernya.

4) Pengujian

Merupakan kegiatan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau tidak,baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen merupakan secara dari produk tersebut.

5) Desain akhir

Desain akhir dibuat bila hasil pengujian produk layak dikembangkan . 

c.   Menetapkan Skala Produksi, meliputi:

1) Penetapan waktu

2) Penetapan kualitas

3) Menghitung Biaya

4) Penetapan tenaga kerja

5) Penetapan peralatan

6) Penetapan bahan baku

Tahapan skala produksi meliputi: Routing, Scheduling, Dispatching, Follow-up

Tuesday, July 20, 2021

Langkah Pembuatan Gambar Kerja, dan Prototype Produk

C. Langkah Pembuatan Gambar Kerja

Gambar  Kerja  merupakan gambar  yang  digunakan sebagai acuan untuk  dilaksanakan atau dikerjakan di lapangan. Gambar ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut dengan shopdrawing. Gambar  kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existin. Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar  dan dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna .

Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan  bagaimana  metode pembuatannya.  Desainer juga harus memberikan rincian banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan dengan detail . Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja .

Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter) yang   bertugas   menyajikan   keterangan-keterangan   pada   gambar   secara   ringkas   namun mencukup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada gambar.

Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa  atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi

Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.

Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan beberapa hal berikut :

a) Keamanan produk tersebut

b) Ergonomis dari produk tersebut

c) Kemudahan dalam penggunaannya 

d) Kepraktisan saat digunakan dimana saja 

e)  Bahan baku yang dibuat

f) Model atau bentuk yang sesuai massanya

Langkah-langkah  wirausahawan   dalam   membuat   gambar   kerja   menjadi   produk   nyata, diantaranya :

a) Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar 

b)  Menetapkan ide atau gagasan

c) Membuat gambar produk

d) Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya 

e)  Menganalisanya mengenai contoh produk tersebut

f) Evaluasi jika ada kekurangannya

D. Prototype Produk

Prototype produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk, tahapan  ini  sangat  penting  dalam  rencana  pembuatan  produk  karena  menyangkut keunggulan  produk  yang  akan  menentukan  kemajuan  suatu  usaha  di  masa  mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut.

Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga  menciptakan  suatu  sistem  inovasi  produk  yang  dibangun  bersama-sama  antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Prototype adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototype membuat ide yang  abstrak  menjadi  bentuk  nyata  yang  lebih  kongkrit.  Dalam design  thinking,  tidak  cukup hanya memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Perlu langkah konkrit untuk membuatnya menjadi nyata.

Tujuan membuat prototipe bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan membuat prototipe adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar.

Teresa Torres, seorang Product Coach, mendefinisikan tujuan pembuatan prototipe sebagai berikut: 

“Prototype simulates an experience, with the intent to answer a specific question, so that the creator can iterate and improve the experience.”

“Prototipe  memberikan  gambaran,  untuk  memberikan  jawaban  spesifik,  sehingga  penciptaan produk dapat diulang dan diperbaiki.” (sebelum menjadi produk akhir).”

Empat Manfaat Membuat Prototype Antara Lain :

a) Prototyping membantu   kita   berpikir.   Melakukan   adalah   cara   terbaik   untuk   berpikir.

Membuat prototipe membuat kita lebih mudah memikirkan ide-ide untuk menyempurnakan produk Anda.

b) Prototyping membantu kita menjawab pertanyaan. Apakah produk kita diminati konsumen? Layak? dan bertahan lama?

c) Prototyping membantu     kita     berkomunikasi.     Komunikasi     terbaik     adalah     dengan menunjukkannya, bukan sekadar mengatakannya.

d) Prototyping membantu anda membuat keputusan yang lebih baik. Umpan balik yang kita dapatkan dari calon pengguna membuat kita mampu membuat keputusan yang lebih baik.

Metode yang direkomendasikan dalam merancang prototipe adalah Rapid Prototyping. Bagaimana proses melakukan Rapid Prototyping. John Krissilas di dalam blognya mengutip dari Jeanne Liedtka membagikan lima prinsip berikut ini.

a) Mulai dari yang kecil dan sederhana.

b) Sebuah  proyek  penciptaan  akan  tumbuh  dengan  adanya  pembuatan  prototipe  secara berulang sejak sejak dini. Ini akan memberi ruang bagi Anda untuk mendapatkan ide-ide baru untuk menyempurnakan produk Anda. Ini juga akan memberi kesempatan calon pengguna untuk berkontribusi dan melengkapi produk Anda dengan masukan dari mereka.

c) Rancang kisah yang ingin Anda ceritakan. 

d) Visualisasikan  konsep  Anda  dalam  bentuk  gambar.  Gunakan  kata  sesedikit  mungkin.

Tambahkan detail seiring berjalannya waktu. Teknik storyboarding akan bermanfaat di sini. 

e)  Tunjukkan, jangan katakan.

Buat prototipe-nya terlihat nyata dengan gambar mock up, model fisik, dan pengalaman nyata. Visualisasikan beberapa opsi. Beri ruang bagi calon pengguna untuk memilih.

Tujuan Prototype

Tujuan   prototype   adalah   untuk   mendapatkan   umpan   balik. Jangan   berdebat   dan mempertahankan diri saat orang lain memberi masukan terhadap umpan balik Anda. Biarkan mereka  mevalidasi  produk  Anda.  Jangan  berikan  otoritas  validasi  ke  orang  yang menciptakannya.

Peluang lain dari pembuatan prototipe adalah melibatkan calon konsumen dalam proses desain produk kita. Istilah keren untuk hal ini adalah Customer Co-Creation. Dengan demikian mereka merasa memiliki produk ini. Mereka merasa menjadi bagian dari produk ini.

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya  ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan   dan   apakah   produk   memuaskan   kebutuhan   pelanggan.   Prototipe   seperti   ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai  oleh  proses  produksi  sebenarnya,  tetapi  tidak  rakit  dengan  proses  akhir  ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

Tahapan prototype:

a) Pendefinisian produk, merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b) Working model, dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c) Prototipe  rekayasa  (engineering  prototype),  dibuat  seperti  halnya  working  model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi. 

d) Prototipe produksi (production prototype), bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

e) Qualified production item, dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun  peraturan yang  diberlakukan terhadap  produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

Untuk mematangkan  produk  yang  hendak  diproduksi  secara  komersil,  maka  produk perlu   memasuki   pasar   untuk   melihat   ancaman-ancaman   produk   yang   terjadi;   misal: keamananan,  regulasi,  tanggung  jawab,  ketahanan  dan  kerusakan  (wear–and–tear), pelanggaran,  siklus  break  even  dan  polusi,  dan  konsekuensinya  diperlukan  peningkatan program pemasaran.

Model: merupakan  alat  peraga  yang  mirip  produk  yang  akan  dibangun (look–like– models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user. 

Prototype dapat dengan efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.