Terbaru

Sunday, February 21, 2021

Faktor Memengaruhi MMH, Cara Mengangkat Beban, Risiko Kecelakaan Kerja, Penanganan Resiko


F. Faktor-Faktor yang Memengaruhi MMH

Semua aktiviitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Karakteristik pekerja

Karakteristisk pekerja masing-masing berbeda dan memengaruhi jenis dan jumlah pekerjan yang dapat dilakukan. Karakteristik pekerja terdiri dari :

a. Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin, antropometri, dan postur tubuh.

b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja meliputi penglihatan, pendengaran, kinestetik, dan sistem keseimbangan.

c. Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanna, jangkauan, dan karakter kinematis.

d. Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja mengahadapi proses mental dan gerak seperti memproses informasi, waktu respons, dan koordinasi.

e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan risiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dan lain-lain.

f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.

g. Status kesehatan. Aktivitas dalam waktu luang.

2. Karakteristik material

Karakteristik material atau bahan, meliputi :

a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen inersia benda.

b. Dimesi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik itu kotak, silinder, dan lain-lain.

c. Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan satu atau dua tangan.

d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan, atau letak.

e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM.

3. Karakteristik tugas/pekerjaan

Karakteristik tugas ini meliputi kondisi pekejaan manual material handling yang akan dilakukan terdiri dari :

a. Geometri tempat kerja, termasuk di dalamnya jarak pergerakan, langkah yang harus ditempuh, dan lain-lain.

b. Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk frekuensi pekerjaan yang dilakukan.

c. Kompleksitas pekerjaan, termasuk di dalamnya ketepatan penempatan, tujuan aktivitas, maupun komponen pendukungnya.

d. Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, dan bau-bauan, juga saya tarik kaki.

4. Sikap kerja

Penanganan manual material handling juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan meliputi pada :

a. Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan, cara/postur saat memindahkan.

b. Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik, keberadaan tenaga medis, maupun utilitas kerja sama tim.

c. Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi, rotasi kerja maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.

Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi, berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti dengan risiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981) memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa 2/3 dari kecelakaan akibat tekanan berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).

 

G. Cara Mengangkat Beban

Dalam sistem kerja angakat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu mengenal teknik maupun berat atau ukuran benda. Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan di daerah pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja. Berikut ini cara mengangkat beban yang salah.

Gambar tersebut menggambarkan cara kerja mengangkat galon air yang salah. Dengan posisi mengangkat tersbut bila menimbulkan cedera pada punggung. Sebab ada hentakan ketika mengangkat galon (posisi c). Sedangkan urutan cara mengangkat galon yang benar ada pada Gambar 6.7 beriku ini.

Cara untuk mengurangi risiko cedera yang mungkin timbul saat mengangkat beban yaitu :

a. Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan dan jangan mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.

b. Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin dekat dengan beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu, dan lengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.

c. Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan usahakan dalam posisi seimbang tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.

d. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk, menyamping atau miring.

e. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan sudut paling nyaman.

 

H. Faktor Risiko Kecelakaan Kerja MMH

Faktor risiko diasosiasikan dengan jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera musculoskeletal. Faktor risiko digunakan untuk menganalisis tugas manual (manual task). Manual task atau manual material handling memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan lingkungan kerja. Faktor risiko kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Tekanan langsung kepada tubuh. Hal ini meliputi faktor seperti tingkat tekanan pada muscular, postur/sikap kerja, pengulangan pekerjaan, getaran peralatan, dan lama waktu kerja.

2. Kontribusi faktor risiko yang secara langsung memngaruhi tuntutan kerja. Hal ini meliputi layout area kerja, penggunaan alat, penangan beban. Jika komponen ini didesain ulang pengaruh dari tekanan dapat dikurangi.

3. Memodifikasi faktor risiko dapat memberi masukan pada perubahan sikap kerja sehingga akibat dari faktor risiko dapat dikurangi.

 

I. Penanganan Risiko Kerja MMH

Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja manual material handling yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah mengetahui faktor risiko dari manual material handling di atas. Menurut laporan NIOSH (1981) ada enam prosedur umum dalam menangani risiko kecelakaan/cedera akibat tindakan manual material handling yang tidak tepat, yaitu :

1. Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan analis statistisk dari data medis.

2. Observasi pekerjaan yang dicurigai dan untuk tiap beban yang akan diangkat harus diketahui berat serta metode pengangkatan.

3. Evaluasi tingkat risiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL dan MPL dan membandingkannya dengan berat beban yang diangkat.

4. Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan manual handling, mengemas ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area kerja.

5. Mengajukan pengendalian administatif. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan pelatihan untuk menyosialisasikan teknik pengangkatan yang tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih baik.

6. Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektivitas dengan pengecekan kesehatan. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...