Terbaru

Friday, August 28, 2020

Friday, August 28, 2020

Media Pendingin Proses Penggerindaan


b. Penggunaan Media Pendingin

Penggunaan media pendingin pada proses penggerindaan datar (Gambar

4.14),  bertujuan  mendinginkan  panas  pada    benda  kerja  yang  timbul akibat terjadinya singgungan dengan roda gerinda dan   membersihkan permukaan roda gerinda dari  kotoran dan serbuk hasil pemotongan yang menempel.
Syarat-syarat media pendingin yang baik diantaranya:

  Mampu menyerap panas dengan baik

  Tidak mudah panas

  Memilki tingkat kekentalan (viskositas) rendah

  Tidak mengandung asam dan garam

.

Gambar 4.14. Penggunaan media pendingin pada proses penggerindaan datar


 Jenis Media Pendingin

Media pendingin yang umum digunakan pada proses penggerindaan ada dua jenis diantaranya, solube oils dan pendingin  campuran kimia


-   Solube oils

Solube oils, adalah salah satu jenis media pendingin berupa campuran antara  oli (hasil penambangan) dengan bahan  tambah tertentu. Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan perbandingan antara 1:20 ÷ 1:40, artinya 20 ÷ 40 % berupa air dan
1 % berupa solube oils, dan setelah dilakukan pencampuran dua bahan tersebut hasilnya akan berwarna putih seperti air santan atau susu. Media pendingin jenis ini, yang umum digunakan diantaranya, dromus D dan E yang diproduksi oleh Shell Oil.


-   Pendingin Campuran Kimia

Pendingin campuran kimia, adalah  salah satu jenis media pendingin berupa campuran dari beberapa jenis bahan kimia diantaranya: sodium nitrit, triethanolamine dan sodium mercaptobenzothia zole. Dalam penggunaannya harus dicampur dengan air dengan perbandingan antara 1:50 ÷ 1:80,   artinya 50 ÷ 80 % berupa air dan
1 % berupa oli campuran kimia, dan setelah dilakukan pencampuran


hasilnya tidak akan berwarna karena mempunyai sifat tembus pandang. Media pendingin jenis ini memiliki keseimbangan dan perlindungan karat yang baik, jika dibandingkan dengan media pendingin jenis solube oil. Salah satu contoh jenis media pendingin campuran kimia  yang umum digunakan adalah BP Energol GF.15


 Konstruksi Pendingin Yang Baik.

Pendinginan pada proses penggerindaan datar yang baik,harus didukung adanya kondisi konstruksi pendingin yang baik pula. Konstruksi pendingin yang baik harus memiliki beberapa kriteria diantaranya:
  Posisi  nozzle  harus  dapat  diatur  dengan  mudah  (Gambar  4.15), sehingga cairan pendingin dengan tepat menyemprot pada benda
kerja dan roda gerinda.





Gambar 4.15. Posisi nozzle harus dapat diatur dengan mudah


  Pengarah/mulut  cairan  pendingin  berbentuk  pipih,  sehingga  dapat melebar semprotan cairannya
  Pompa  cairan  pendingin  (Gambar  4.16)  harus  dapat  menjamin terjadinya tekanan/dorongan cairan pendingin yang stabil



Gambar 4.16. Pompa cairan pendingin


  Sirkulasi saluran dan sistim penyaringan cairan pendingin (Gambar
4.17),  harus dapat menjamin keseimbangan tekanan/dorongan cairan pendingin





Gambar 4.17. Sirkulasi saluran dan sistim penyaringan cairan pendingin





Friday, August 28, 2020

Teknik Pengikatan Benda Kerja


TEKNIK PENGERINDAAN DATAR

Yang dimaksud teknik penggerindaan datar adalah, bagaimana cara melakukan berbagai macam proses penggerindaan datar dengan mesin gerinda datar yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L),


a. Teknik Pengikatan Benda Kerja

Teknik pengikatan benda kerja pada proses penggerindaan datar dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:


 Pengikatan benda kerja dengan meja magnetik

Pengikatan benda kerja dengan meja magnetik yang akan dilakukan proses  penggerindaan  datar,  cara/tekniknya  tergantung dari bentuk/profil dan ukuran benda kerjanya. Yang harus diperhatikan pengikatan benda kerja dengan meja magnet adalah, selain permukaan benda  kerja  yang  akan  dijadikan  dasar/basic  penggerindaan  harus besih dari kotoran dan tidak ada chip/beram yang mengganjal, permukaan meja magnet juga harus benar-benar bersih dari kotoran agar dapat menghasilkan penggerindaan rata rata dan sejajar (Gambar
4.3). Jika meja magnet berdasarkan hasil pengecekan dengan dial indikator kondisinya tidak sejajar lagi, maka harus dilakukan penggerindaan pada   permuakaannya   agar   dapat   menghasilkan penggerindaan datar yang benar-benar sejajar (Gambar 4. 4)





Gambar 4.3 .Meja magnet harus benar-benar bersih dari kotoran






Gambar 4.3 . Penggerindaan permukaannya meja magnet


a) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Panjang dan Lebar Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan lebar, dapat dilakukan langsung menggunakan meja magnet tanpa harus menggunakan alat bantu penahan (Gambar 4.4). Hal ini dapat dilakukan karena dengan bidang yang luas, meja magnet akan dapat
mengikat/mencekam dengan kuat.





Gambar 4.4 . Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan lebar



b) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Kecil

Pengikatan benda kerja yang memilki ukuran relatif kecil juga dapat dilakukan pengikatan langsung menggunakan meja magnet, hanya


saja dengan cara dan teknik yang berbeda jika dibandingkan dengan pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan lebar.   Untuk pengikatan benda kerja yang berukuran relatif kecil, pada posisi bagian sekeliling benda kerja harus ditahan dengan menggunakan pelat atau alat penahan lainnya (Gambar 4.5). Hal ini harus dilakukan, agar benda kerja tidak mudah terdorong kedepan/kebelakang dan kesamping kanan/kiri atau terlepas akibat dari pengikatan meja magnet yang kurang kuat karena luasan benda
kerja yang diikat relatif kecil kecil.





Gambar 4.5. Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif kecil


c) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Tinggi

Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif tinggi juga dapat dilakukan pengikatan langsung menggunakan meja magnet, hanya saja dengan cara dan teknik yang berbeda jika dibandingkan dengan cara pengikatan benda kerja sebelumnya.  Untuk pengikatan benda kerja  yang  berukuran  relatif  tinggi,  pada  posisi  bagian  samping kanan  dan  kiri  benda  kerja  harus  ditahan  dengan  menggunakan balok  (Gambar 4.6). Hal ini harus dilakukan, agar benda kerja tidak jatuh menyamping akibat pengikatan meja magnet yang kurang kuat karena luasan benda kerja yang diikat relatif kecil.




Gambar 4.6. Pengikatan benda kerja berukuran relatif tinggi


 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Presisi

Pengikatan   benda   kerja   dengan   ragum   presisi   pada   umumnya dilakukan untuk mendapatkan hasil penggerindaan rata, sejajar dan siku.  Cara/tekniknya  tergantung  dari  bentuk  atau  profil  dan  ukuran benda kerjanya. Yang harus diperhatikan dalam melakukan pengikatan benda kerja dengan ragum adalah, selain permukaan benda kerja yang akan dijadikan dasar/basic penggerindaan harus besih dari kotoran dan tidak  ada  chip/beram yang  mengganjal,  dasar  bodi  dan  permukaan mulut ragum juga harus benar-benar bersih dari kotoran agar dapat
menghasilkan penggerindaan rata, sejajar dan siku (Gambar 4.7).





Gambar 4.7. Kondisi ragum presisi harus bersih


a) Pengikatan Benda Kerja Berkuran Relatif Pendek

Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif pendek, dapat dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah satu buah (Gambar
4.8). Hal ini dapat dilakukan karena hampir sepanjang benda kerja

terikat pada mulut ragum, sehingga sudah dapat terikat dengan kuat.





Gambar 4.8. Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif pendek


b) Pengikatan Benda Kerja Berukuran Relatif Panjang

Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang, harus dilakukan menggunakan ragum presisi berjumlah dua buah (Gambar
4.9).  Hal  ini  harus  dilakukan  agar  sepanjang  benda  kerja  dapat

terikat pada mulut ragum, sehingga dapat terikat dengan kuat.





Gambar 4.9. Pengikatan benda kerja berukuran relatif panjang


c) Pengikatan Benda Kerja Berbentuk/Profil Bulat

Pengikatan benda kerja yang memiliki bentuk atau profil bulat juga dapat dilakukan menggunakan ragum presisi, dengan catatan ketinggian pengikatannya tidak boleh melebihi setengah diameter benda kerja (Gambar 4.10). Cara pengiktan seperti ini harus dilakukan agar benda kerja tidak terdorong keatas, sehingga dapat
terikat dengan baik dan kuat.





Gambar 4.10. Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif pendek

 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penghantar Magnet Alur V Pengikatan benda kerja dengan balok penghantar magnet berbentuk alur V, pada umumnya  dilakukan untuk penggerindaan benda kerja berbentuk  bulat.  Dengan  alur  berbentuk  V,  maka  balok  penghantar magnet dapat mengikat  benda  kerja  berbentuk  bulat  pada  dua  titik singgung memanjang sehingga dapat mengikat benda kerja dengan baik. Cara pengikatannya adalah dengan meletakkan benda kerja pada alur V baru kemudian meja magnetiknya diaktifkan(Gambar 4.11),.




Gambar 4.11. Pengikatan benda kerja dengan balok penghantar magnet alur V


 Pengikatan Benda Kerja Dengan Balok Penyiku

Pengikatan benda kerja dengan balok penyiku, adalah salah satu alternatif pengikatan benda kerja, yang pada umumnya dilakukan untuk pengikatan benda kerja berbentuk khusus yang tidak dapat dilakukan pengikatan dengan cara lain. Cara pengikatannya adalah dengan meletakkan  benda  kerja  pada  balok  penyiku,  baru  kemudian  diikat
dengan alat bantu klem C (Gambar 4.12).





Gambar 4.12. Pengikatan benda kerja dengan balok penyiku


 Pengikatan Benda Kerja Dengan Ragum Sudut Universal Presisi Pengikatan benda kerja dengan ragum sudut universal presisi, pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan  hasil penggerindaan  miring dengan besar sudut tertentu. Ketelitian alat ini dapat mencapai nilai detik, sehingga dapat menghasilkan kemiringan bidang yang presisi. Cara  pengikatannya  adalah  dengan  meletakkan  benda  kerja  pada mulut ragum sudut universal presisi yang sudah disetel sudutnya, baru
kemudian dikencangkan (Gambar 4.13).





Gambar 4.13. Pengikatan benda kerja ragum sudut universal presisi