Terbaru

Thursday, August 6, 2020

Thursday, August 06, 2020

PENGOLAHAN BAHAN NON LOGAM


Materi Pembelajaran
Dengan semakin mahalnya harga material logam maka material nonlogam (bukan logam) merupakan material alternative pengganti logam. Material bukan logam banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai produk rumah tangga, peralatan teknk, komponen kendaraan, aksesoris, kemasan produk, dan sebagainya. Material bukan logam adalah bahan yang tidak termasuk logam atau unsur kimia yang mempunyai sifat elastis (karet, plastic), cair ( bahan bakar dan bahan pelumas), mudah pecah (keramik), peka terhadap api (bahan bakar,plastik), tidak dapat terbakar (asbes), dan lain-lain. Bahan bukan logam diantaranya asbes, plastik, kaca, keramik, stetit, kertas/karton, karet, granit, batu bara, bahan bakar cair, bahan bakar gas, minyak pelumas, minyak rem, intan, dan lain-lain.
Bahan nonlogam
1. Asbes
Asbes ditemukan di alam berbentuk serabut atau serat halus sebagai pembuluh diantara karang-karang, yang terdiri atas asam kersik dan silikat magnesium. Cara memperoleh asbes adalah dengan menghancurkan batu-batu karang hingga memperoleh serat-serat untuk dibuat asbes dan dipintal menjadi benang. Agar mudah dalam pemintalan maka serat-serat asbes dicampur dengan kapas. Setelah menjadi benang maka kapasnya dihilangkan dengan jalan dipanggang atau dibakar hingga tertinggal benang asbes saja. Pada umumnya asbes mempunyai sifat tahan api dan tidak dapat terbakar, berwarna abu-abu perak, massa jenis 2,9-3 dan titik cairnya 1500°C. asbes berkualitas tinggi banyak digunakan pada alat pemadam kebakaran, sarung tangan, sepatu asbes, baju tahan api, kampas rem, paking knalpot, isolasi panas pada peralatan listrik.
2. Plastik
Bahan dasar plastik adalah arang, minyak bumi, gas bumi, garam dan air. Plastik dibuat  secara sintetis, bersifat plastis dan mudah dibentuk. Macam-macam material plastic antara lain Poly Etylene (PE), Poly Propelene (PP), Poly Vinil Clorida (PVC), Poly Steerine (PS), Poly Carbonat (PC), Poly Amid (PA), dan Akrilitiel Butadin Steerine (ABS).
Plastik mempunyai sifat mudah terbakar, ringan, kuat, tahan xat kimia, tahan air, tahan korosi, dapat dicetak dengan baik pada suhu rendah. Sifat fisik plastik : massa jenis 1,0-1,7 dan titik lumer sekitar 400°C. Sifat mekanik plastik mempunyai  kekuatan tarik 2,1-8,4 kg/mm² dan regangan 15-700%. Plastic banyak digunakan untuk kemasan, peralatan rumah tangga , peralatan teknik, peralatan elektronik, dan komponen-komponen kendaraan.
3. Kaca
Kaca dibuat dengan cara mengolah bahan dasar seperti pasir kuarsa dan bahan tambah lainnya (soda, potas, kapur, dan timbel) pada dapur cawan tahan api yang dipanaskan dengan gas sampai suhu 2.000°C. pada umumnya kaca tidak mempunyai titik cair tertentu, bersifat halus/licin, tidak tahan benturan, tidak larut dalam air, tembus cahaya, dapat memantulkan cahaya, tahan pengaruh gas, uap, dan asam.
Macam-macam kaca antara lain kaca bening (kaca natron), kaca kristal, kaca baur, kaca flint, kaca kroon, kaca pyrex, kaca yena, kaca panser (tahan peluru). Kaca bening banyak digunakan untuk jendela,. Kaca pyrex dan kaca yena tahan perubahan suhu , digunakan unt7uk alat-alat ukur laboratorium. Kaca krona digunakan untuk alat-alat optic. Kaca flint digunakan untuk membuat lensa, prisma, dank anta.
4. Keramik
Keramik dibuat dari bahan kaolin (tanah liat pilihan), dibentuk dengan cetakan dan dibakar dengan suhu 900-1200°C.Keramik mempunyai sifat tahan perubahan suhu , keras, getas, dapat pecah, daya sekat tinggi tidak dapat diubah bentuk, tahan perubahan kimia, dan tidak menghisap air. Karena sifatnya itu, keramik digunakan untuk lantai, bahan isolasi listrik, sekring, dan batu tahan api.
5. Stetit
Stetit adalah semacam keramik yang dibuat dari serbuk batu lemak yang dipres dengan tekanan tertentu dan dibakar sampai suhu dan waktu tertentu sesuai kebutuhan. Stetit mempunyai sifat lebih baik dari keramik, yaitu tahan perubahan suhu dan getaran mekanis. Stetit digunakan untuk alat-alat pemanas, setrika, solder, saklar, isolasi jaringan listrik, dan isolator busi motor.
6. Kertas/Karton
Kertas dibuat dari bahan pulp yang dipres/dirol dan dipanaskan hingga menjadi lembaran tipis. Kertas dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kertas dan karton dari campuran serat, kertas pararin (dicelupkan ke paraffin atau lilin), kertas prespan (kertas basah dan dipres). Sifat kertas paraffin agak lunak bila dibandingkan dengan kertas prespan. Kertas prespan bersifat keras dan berwarna abu-abu. Dibidang teknik, kertas dan karton dipakai sebagai paking motor dan saringan/filter. Kertas paraffin digunakan sebagai penyekat daun-daun kondensor. Kertas prespan dipakai sebagai bahan untuk membuat lilitan, bahan isolasi alur isolator, dan bahan isolasi transformator.
7. Karet
Sifat karet adalah elastis, kenyal tidak larut dalam air, dapat larut dalam bensol, massa jenis karet 0,9-0,96. Pada suhu 0°C karet masih kenyal, pada suhu yang lebih rendah menjadi keras dan rapuh, pada suhu 50°C karet menjadi lunak dan lengket , pada suhu 200°C karet menjadi kental, karet akan rusak oleh asam dan klor. Sifat mekanis karet tergantung pada bahan vulkanisir dan bahan pengisi yang berupa arang, kapur, antinomy dan timbel.
8. Batu bara
Batu bara berasal dari alam yaitu tumbuh-tumbuhan yang tertimbun tanah dalam waktu yang lama dan mengalami proses pembusukan secara lambat, sehingga unsur-unsur tersebut menjadi gas CO dan HO dan sisanya berupa zat arang dalam jumlah yang banyak dan beratnya menurun. Sifat batu bara : mengandung unsur zat arang (karbon), zat air (hydrogen), belerang , gas abu. Kalor atau panas yang dihasilkan oleh batu bara tergantung unsur C,H, dan S.
9. Bahan bakar cair
Bahan dasar untuk bahan bakar cair berasal dari minyak mentah yang disebut petroleum. Untuk mengolah minyak mentah dengan cara memisahkan hidrokarbon dari kotoran-kotorannya, yaitu dengan cara destilasi atau penyulingan yang dilakukan di kilang-kilang minyak hingga diperoleh jenis-jenis bahan bakar, yaitu bensin, solar, dan minyak tanah.
10. Bahan pelumas
Minyak pelumas berfungsi sebagai pembersih, perapat diantara dua komponen yang berenggang, penyerap panas, penyerap tegangan, pencegah keausan, mengurangi kehilangan tenaga akibat gesekan, pencegah karat, dan untuk mengeluarkan kotoran. Sifat dan syarat minyak pelumas : memiliki viskositas, daya lekat yang baik, mudah memindahkan panas, tidak mudah bercampur dengan kotoran, mempunyai titik nyala yang tinggi, mempunyai titik beku yang rendah. 

Pengolahan Bahan Nonlogam
Berikut akan dijelaskan pengolahan bahan nonlogam berupa plastic (polimer).
Pengolahan bahan non logam terbagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah prapembentukan. Sebelum dimasukan kedalam mesin cetak, bahan yang sudah tercampur dicetak lebih dahulu sebagai bentuk awal. Ada dua macam pembentukan yaitu untuk bahan termoplastik dan termosetting. Perbedaan kedua macam prapembentukan sebagai berikut :
Bahan termoplastik, prosesnya dilakukan dengan cara bahan dipanaskan hingga mencapai titik plastis, lalu dicetak merupai bentuk rongga cetakan. Keuntungan proses ini adalah menghemat bahan baku dan mempercepat proses.
Bahan termosetting, prosesnya dilakukan dengan cara bahan dicetak dalam kondisi dingin (cold working) menjadi bentuk pelet tanpa pengolahan awal terlebih dahulu.
Pengolahan bahan nonlogam seperti polimer dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Injection molding
Biji polimer (pellet) yang dilelehkan oleh screw gear ke dalam tabung yang berpemanas. Lalu dengan gaya tarik bumi, pellet diinjeksikan ke dalam cetakan . akibat pemanasan pada suhu 120-260°C, pellet berada dititik plastis. Kemudian pellet diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup bertekanan besar yaitu 200 MPa. Produk kemudian mengeras dengan bantuan pendinginan air. Penekan lalu ditarik dan produk dikeluarkan dari dalam cetakan.

 Gambar 3.1 Proses Injection Molding
2. Ekstusi
Biji polimer (pellet) yang telah dilelehkan dimasukan ke dalam ruang pemanas melalui screw gear, hingga berubah menjadi kental. Lalu ditekan melalui cetakan (die) sehingga keluar berupa lembaran. Lembaran yang dihasilkan lalu didinginkan dengan udara, air, atau permukaan yang dingin. Produk berupa lembaran akhirnya mengeras selama berada diatas ban dan berjalan (conveyor).
Gambar 3.2 Proses Ekstrusi

3. Thermoforming
Prosesnya berupa menekan lembaran polimer yang telah dipanaskan ke dalam suatu cetakan.
 
Gambar 3.3 Proses thermoforming
5. Blow molding
Biji polimer (pellet) yang dilelehkan oleh screw gear di dalam tabung yang dilengkapi dengan pemanas, kemudian diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup ke dalam cetakan,
 
Gambar 3.4 Proses Blow Molding


SUMBER : BUKU PAKET SEKOLAH

Wednesday, August 5, 2020

Wednesday, August 05, 2020

Mesin Frais Untuk Pekerjaan Tertentu


A. Mesin Frais Khusus
Sebagian besar produk industri telah menjadi lebih kompleks dengan desain produk baru yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan dengan mesin frais standar sehingga diperlukan suatu pengembangan mesin. tujuannya adalah untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih besar, lebih rumit, produksi banyak/massal dengan melakukan pekerjaan pemesinan yang tidak biasa lainnya.
1. Plano Milling
Plano milling atau disebut mesin frais planer merupakan mesin frais yang digunakan untuk memotong permukaan (face cutting) dengan benda kerja yang besar dan berat seperti pengerjaan peluncur atau pembawa dari bed mesin bubut, column mesin frais, meja mesin dan lain-lain.
Gambar 3.1 Plano Milling Machine
Gambar 3.1 tersebut terlihat meja mesin frais plano terpasang kepala spindel yang bergerak pada rel secara melintang. Gerakan arah melintang dan vertikal dilakukan spndel mesin tersebut, sedang gerak horisontal dilakukan oleh oleh meja mesin secara perlahan sesuai dengan kecepatan yang dipilih. Terdapat mesin dengan beberapa kepala spindel yang bisa bekerja secara bersamaan, sehingga meningkatkan produktifitasnya.
2. Surface Milling
Surface milling adalah mesin potong permukaan seperti untuk pekerjaan pertaan permukaan rata dari kepala dan blok silinder, V-Blok dan lain-lain sehingga didapatkan hasil yang presisi dan halus. Surface milling bisa digunakan untuk penyayatan permukaan datar horisontal atau miring panjang yang memerlukan penyayatan secara kontinyu. Gerakan penyayatan surface milling dilakukan oleh kepala spindel dan pisau kearah vertikal maupun horisontal.

Gambar 3.2 Surface Milling
Gambar 3.3 Pemotongan Permukaan Kepala Silinder dengan Surface Milling

3. Tread Milling
Thread milling adalah proses pemesinan yang digunakan untuk membuat/memotong ulir dengan pisau pemotong bentuk tunggal atau banyak. Thread milling membuat hasil uliran yang lebih halus dan lebih kuat dari pada tap maupun snei. Selain lebih efesien daripada menggunakan alat titik potong tunggal seperti di mesin bubut. Proses penguliran dihasilkan dari gerakan melingkar dari pisau yang berputar serta benda kerja sehingga akan terbentuk 1 picth ulir dalam dalam satu putaran
Gambar 3.4 Thread Milling
Gambar 3.5 Prinsip Pemotongan Ulir dengan Tread Milling
Meskipun tidak banyak digunakan sebagai alat pembuat ulir, thread milling mempunyai produktifitas tinggi dalam aplikasi tertentu. Selain itu penggunaan thread milling memungkinkan pemesinan benda kerja besar yang tidak dapat dengan mudah dikerjakan pada mesin bubut.
Gambar 3.6 Proses Penguliran pada Tread Milling
4. Copy Milling
Copy milling merupakan proses pemesinan untuk pembentukan benda kerja yang mempunyai bentuk yang kompleks seperti cam, cetakan dan profil rumit lainnya baik untuk bagian atau kebutuhan produksi massal yang dilengkapi dengan kemampuan menyalin suatu bentuk benda kerja. Untuk proses menyalin (copy) benda kerja tersebut maka dibuat pola/mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama. Pola atau mal digunakan sebagai referensi untuk membuat bentuk potongan pekerjaan. Koordinat jalur pemotongan ditentukan dengan mengikuti dengan mengikuti mal melalui sebuah batang pena (stylus) atau pilot.
Pada mesin ini dilengkapi 2 kepala mesin (head) yang berfungsi sebagai berikut :
1. Head Pertama yang terdapat batang pena (stylus) berfungsi untuk mengikuti bentukan pola/malnya
2. Head kedua terdapat pisau potong yang berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan pola/malnya.
Gambar 3.7 Copy Milling
Sitem kontrol pelacak dari bentukan pola/malnya diperoleh dari sistem mekanis hidrolik, listrik atau kontrol optik (sinar dengan sensor mata listrik). Mesin yang dikontrol secara mekanis dengan salinan 2 atau 3 dimensi digunakan untuk membentuk ukiran dengan detail halus dan finishing yang baik
Gambar 3.8 Proses Pembentukan benda kerja pada Copy Milling

5. Hobbing Machine
Mesin hobbing merupakan proses pemesinan yang digunakan untuk membuat roda gigi atau sprocket dengan cara memotong/memangkas permukaan gigi secara berurutan pada gerakan axial. Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi dengan ukuran yang presisi.
Mesin hobbing paling banyak digunakan untuk membuat roda gigi baik lurus maupun heliks dibandingkan dengan peralatan lain karena relatif lebih cepat, murah dan cukup akurat, sehingga dapat digunakan untuk produksi massal.
Gambar 3.9 Proses Pemesinan Menggunakan Hobbing Machine
Gambar 3.10 Prinsip Pemotongan Gigi pada Hobbing Machine

6. CNC Milling
Sebenarnya, prinsip kerja dari mesin CNC (Computer Numerical Control) hanya memindahkan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi otomatis. Pengoperasian mesin CNC dengan memasukan data pengerjaan seperti panjang, lebar, dan bentuk kedalam sistem komputer yang terhubung pada mesin, kemudian mesin akan membaca perintah tersebut dan akan bekerja secara otomatis. Hal ini membuat operasional mesin CNC lebih akurat dan cepat.
Gambar 3.11 CNC Milling
Mesin CNC milling adalah mesin frais dimana pengendalian pergerakan meja mesin (arah melintang dan menajang secara horisontal) serta spindel/rumah cutter (arah vertikal) dikendalikan oleh suatu program komputer. Program komputer tersebut berisi langkah-langkah perintah yang harus dijalankan oleh mesin CNC. Program tersebut bisa dibuat langsung pada mesin CNC (huruf per huruf, angka per angka), yang hasil programnya disebut dengan program NC, atau dibuat menggunakan personal computer (PC) yang terinstal software khusus untuk membuat program NC
Gambar 3.12 Proses Pemesinan pada CNC Milling

B. Aplikasi Mesin Frais di Industri
Teknologi mesin frais telah digunakan sejak abad 18, dan masih digunakan hingga sekarang. Mesin frais (milling) adalah salah satu perkembangan dari teknologi pemesinan yang banyak memberikan kemudahan dalam pembuatan produk.
Kemampuan mesin frais membuat perkakas dengan berbagai macam pekerjaan sehingga mesin frais ini merupakan salah satu mesin yang sangat dibutuhkan dalam bidang teknologi manufaktur dan para pengelola bengkel kerja.
Proses proses yang dapat dikerjakan pada mesin frais tergantung pada jenis mesin itu sendiri, mulai dari yang sederhana sampai pada bentuk yang kompleks. Dengan adanya mesin mesin yang lebih moderen seperti mesin CNC, jenis bentuk benda kerja yang dapatdikerjakan menjadi lebih banyak. Hal ini akan menguntungkan bagi industri untuk memproduksi benda benda dalam jumlah yang banyak.
Mesin frais yang pada awalnya konvensional/manual, berkembang menjadi semi konvensional/semi otomatis, yaitu pergerakan eretan dapat otomatis dengan mengatur besar pemakanan (feeding). Selanjutnya perkembangan mesin frais menjadi full otomatis (mesin CNC). Operator cuku memasukan program NC dan menjalankan program tersebut.
Mesin CNC (computer Numerical Control) dewasa ini semakin terus berkembang. Aplikasi dari teknologi CNC banyak ditemukan di industri-industri manufaktur/produksi. Industri yang banyak menggunakan mesin-mesin CNC adalah di bidang aerospace, machinery, electrical, fabrication, otomotif, instrumentasi, mold making, dan lainnya.
Faktor – faktor penting yang menyebabkan proses produksi lebih menguntungkan dengan menggunakan teknologi CNC dibandingkan dengan mesin konvensional adalah sebagai berikut :
a. Laju produksi yang tinggi (cepat)
b. Keseragaman bentuk
c. Pemborosan benda kerja akibat kesalahan (sekrap) berkurang
d. Peralatan bantu proses berkurang
e. Cocok untuk bentuk permukaan yang kompleks
f. Fleksibel

Namun pada sisi lain, teknologi CNC memerlukan :
a. Biaya investasi yang tinggi
b. Operator dan pemrograman dengan skill tertentu (tinggi)
c. Biaya perawatan yang tinggi

Gambar 3.13 Mesin Frais Plano Tiga Kepala Potong untuk pekerjaan bagian pesawat terbang
Gambar 3.14 Mesin Frais CNC dengan 6 derajat kebebasan (Axis)

Daftar Pustaka : Buku Paket Teknik Pemesinan Frais
Wednesday, August 05, 2020

Konstruksi Geometri

Dalam menggambar suatu mesin atau komponennya, tukang gambar sering menggunakan konstruksi geometris untuk membantu dalam menyelesaikannya. Konstruksi geometris yang sering digunakan antara lain: garis, sudut, lingkaran, busur, ellips, segi banyak, dan lain-lain.
Penggunaan konstruksi geometris dalam gambar teknik mesin dengan maksud agar hasil gambar yang didapat lebih baik. Pembuatan ellips yang dibuat dengan bantuan lingkaran hasilnya akan lebih akurat dan pantas dari pada yang dibuat dengan perkiraan saja. Untuk itulah seorang juru gambar harus menguasai cara pembuatan konstruksi geometris ini.

(1) Membagi Garis Sama Panjang
Caranya :
(a). Gambarkan garis A-B (sembarang) !
(b). Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya !
(c). Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2tersebut dengan
titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
(d). Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga
AE = EB !

 


Gb. 1.29 Membagi garis A – B sama besar 

(2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar
Caranya : lihat gambar 1.30
(a) misalkan n = 15 bagian sama besar !
(b) tentukan garis AB dan gambarkan !
(c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang !
(d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 !
(e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14 !
(f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) !
(g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C, D, E, dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.








(3) Membagi Sudut Sama Besar
Caranya : 
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E !



Gb. 1.31 Membagi sudut sama besar
c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC. 

(4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian
Caranya : lihat gambar 1.32
a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D, dan F !
d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
Gb. 1.32 Membagi sudut menjadi 3 bagian

(5) Membuat Sudut 60 derajat
Caranya : 
1) tentukan garis OA mendatar !
2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
3) Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga berpotongan di C ! 
4) Hubungkan O dengan C !
Diperoleh sudut AOC = 60derajat


 

Gambar 1.33 Membagi sudut 60derajat dan 30derajat

(6) Membuat Sudut 30 derajat
Caranya :
a) buat garis OA mendatar ! 
b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E !
e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30derajat !

(7) Membuat Sudut 90 derajat
Cara I :
a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90derajat !

Cara II : 
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90derajat

Gb. 1.34 Membuat sudut 90derajat

(8) Membuat Sudut 45 derajat
Caranya :
1) Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
2) Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
3) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E !
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan di F
6) hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45derajat !

 
Gb. 1.35 Membuat sudut 450

(9) Membuat segi empat beraturan 
Caranya :
1) Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
2) Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik pusat di O) !
3) Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B, sehingga didapat titik C dan D !
4) Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran di E dan F !

Gb. 1.36 Segi empat beraturan
5) Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
6) Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J !
Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan. 

(10) Segi lima beraturan
 Gb. 1.37 Segi lima beraturan

Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan !

(11) Segi enam Beraturan 
Caranya :
1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan !

Gbr. 1.38 Segi enam beraturan

(12) Segi tujuh beraturan

Gb. 1.39 Segi tujuh beraturan

Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3tersebut dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan ! 

(13) Segi-n Beraturan
Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11, maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 untuk gambar berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat gambar 1.40).

Gb. 1.40 Segi-n beraturan 


(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik pusatnya di 
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7, 8, ke 
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan dengan 
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan elips 
yang diinginkan!




Rangkuman
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan penyimpanan, c) penuangan gagasan dan pengembangan.

2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.

3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap, cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido, c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan meja gambar, h)mesin gambar.

4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus jelas, seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe huruf B (d=h/10).

5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.

6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.

sumber : link, link